Simbol Status, Orang di Kekaisaran Romawi Juga Punya Hewan Peliharaan

By Sysilia Tanhati, Jumat, 8 Maret 2024 | 13:00 WIB
Di Kekaisaran Romawi, hewan memiliki beragam fungsi. Mulai dari ternak, kurban, alat transportasi di medan perang, hingga peliharaan. Hewan apa saja yang dipelihara di masa itu? (Casa di Paquius Proculus)

Anjing

Orang Romawi biasanya dipandang sebagai tentara dan politisi yang kaku. Karena itu, kita akan mengira jika anjing digunakan untuk berburu, melacak, dan menjaga properti atau ternak. Dan ada satu hal yang benar.

Faktanya, anjing digunakan dalam peperangan dan untuk tujuan berburu. Juga dalam peperangan, dan juga untuk menjaga. Hal tersebut dibuktikan oleh mosaik paling terkenal dari Pompeii (yaitu Gua canem).

Kecintaan terhadap hewan peliharaan khususnya anjing adalah salah satu ciri paling menarik dari karakter Romawi. (Casa di Orfeo)

Selain itu, anjing juga hadir dalam peran sebagai sahabat manusia. Toynbee, sejarawan Inggris, berkomentar bahwa kecintaan terhadap hewan peliharaan khususnya anjing adalah salah satu ciri paling menarik dari karakter Romawi.

Sama seperti zaman modern, Kekaisaran Romawi juga memiliki beragam ras anjing. Misalnya, Laconian dan Molossian digunakan untuk berburu dan menjaga ternak. Ras ini dibahas dengan sangat rinci oleh penulis yang berhubungan dengan pertanian.

Sedangkan untuk anjing peliharaan, jenis yang terkenal adalah Melitan: anjing pangkuan. Anjing berbulu panjang dengan kaki pendek dan hidung mancung ini bahkan dibuat dalam bentuk patung. “Mereka dikenal populer di kalangan masyarakat kelas atas,” tulis Marijana Bakic di laman The Collector.

Namun, tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan anjing peliharaan di rumah pemiliknya. Sumber-sumber tertulis biasanya tidak membahas topik-topik seperti itu.

Kita dapat mengatakan hal tersebut berdasarkan banyak batu nisan dan tulisan di batu nisan anjing yang masih hidup. Mereka dicintai, disayangi, dan dirindukan. Sama sekali tidak berbeda dengan perasaan kita terhadap hewan peliharaan kita saat ini.

Contohnya adalah batu nisan untuk anjing kesayangan bernama Myia yang bertuliskan:

“Betapa manisnya dia, betapa baiknya, dia yang berbaring di pangkuan saat masih hidup, selalu menjadi teman dalam tidur dan ranjang. Oh, sayang sekali, Myia, kamu telah mati… Kamu hanya menggonggong jika ada saingan yang berbaring bersama majikannya, tanpa kendali. Oh, sayang sekali, Myia, kamu sudah mati! Kuburan yang dalam sudah membuatmu tidak sadar, kamu tidak bisa bermalas-malasan, atau menyerangku, atau menghiburku dengan gigitanmu yang menyenangkan.”

Ikan