Upaya Pemusnahan Jejak Firaun Hatshepsut dalam Sejarah Dunia Kuno

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 9 Maret 2024 | 13:00 WIB
Pada tahun 1955, fotografer National Geographic, David Boyer, mengabadikan gambar kuil Hatshepsut yang indah ini saat matahari terbit, lebih dari 3.000 tahun setelah pembangunannya. (David Boyer/National Geographic)

Kuil Mortuary

Pada periode Kerajaan Baru, Hatshepsut adalah salah satu firaun yang membangun Kuil Mortuary atau yang saat ini dikenal “Temples of Millions of Years”. Kuil ini terletak di tepi barat Sungai Nil, seberang Kota Thebes (Luxor modern). 

Lima abad sebelumnya, pada masa Kerajaan Pertengahan, Firaun Mentuhotep II telah mendirikan kuil pemakaman pertama di lokasi ini.

Mungkin terinspirasi oleh Mentuhotep, David menjelaskan, Hatshepsut membangun kompleks masifnya di kaki tebing, sebuah situs yang sekarang dikenal sebagai “Deir el Bahri”.

Lokasi suci ini telah disucikan untuk dewi Hathor, pelindung orang mati dan dewa pemakaman yang penting di Thebes,” jelas David.

Di kuil-kuil ini, para firaun akan disembah setelah kematian mereka. Sementara itu, mumi mereka beristirahat di tempat lain, dimakamkan di ruang bawah tanah pribadi di Lembah Para Raja.

Selain digunakan untuk pemakaman kerajaan, Kuil ini juga menjadi fokus untuk ritual lainnya: beberapa berhubungan dengan keluarga kerajaan, yang lainnya dengan dewa-dewa termasuk dewa Theban, Amun, dan dewa matahari, Re. 

Dari semua kuil pemakaman, kuil Hatshepsut akan menjadi struktur pemujaan utama di kompleks Theban.

Pembangunannya berlangsung selama 15 tahun dan dilakukan di bawah pengawasan Senenmut, seorang pejabat tinggi dan kesayangan firaun. Dia mengenalkan berbagai inovasi yang menjadikan bangunani ini memiliki kemegahan tak tertandingi.

Saat ini, dinding dan halaman kuil Hatshepsut mungkin terlihat agak polos. Namun pada masanya, David menjelaskan, kuil ini dipenuhi dengan warna-warna cerah, dikelilingi oleh taman dan kolam yang rimbun, serta dihiasi dengan pahatan dan relief.

“Setiap elemen dekoratif menyampaikan pesan agama atau politik, sesuai dengan penggunaan seremonial bangunan tersebut,” jelas David.

Menyusuri Kuil Hatshepsut