Nationalgeographic.co.id—Seneca the Younger adalah seorang filsuf dan negarawan. Dia juga menjadi penasihat Nero Kekaisaran Romawi kuno.
Seneca menganut filosofi Stoa atau Stoikisime. Kehidupannya dipenuhi dengan pencarian kebajikan, kebijaksanaan, dan ketenangan tanpa henti di tengah kekacauan dan korupsi di Roma pada masa Nero.
Bagaimana Seneca menggunakan kecerdasannya untuk membantu membentuk sebuah Kekaisaran Romawi kuno?
Kehidupan Awal Seneca
Seneca, lahir sebagai Lucius Annaeus Seneca sekitar tahun 4 SM, berasal dari keluarga Romawi terkemuka.
Ayahnya, Seneca the Elder, adalah seorang ahli retorika dan penulis terkenal. Ibunya, Helvia, berasal dari keluarga kaya.
Latar belakang kekeluargaan ini memberi Seneca lingkungan intelektual yang kaya dan akses terhadap pendidikan terbaik pada masanya. Dibesarkan di Roma, Seneca mengenal berbagai aliran filsafat sejak usia muda.
Namun, Stoikisme yang paling berkesan dalam dirinya. Ia sangat dipengaruhi oleh ajaran filsuf Stoa Attalus, yang menekankan pentingnya kebajikan dan pengendalian diri.
Pertemuan filosofis awal ini akan membentuk pandangan dunia Seneca dan menjadi landasan kontribusi filosofisnya sendiri.
Meskipun ia dibesarkan dengan baik, kehidupan awal Seneca bukannya tanpa kesulitan. Dia diganggu oleh kesehatan yang buruk, terutama masalah pernafasan, yang terus berlanjut sepanjang hidupnya.
Perjuangan terus-menerus melawan kelemahan fisik mungkin berkontribusi pada ketertarikannya pada Stoicisme, sebuah filosofi yang mengajarkan penerimaan penderitaan dan pencarian kebajikan terlepas dari keadaan eksternal.
Di usia akhir remaja atau awal dua puluhan, Seneca dikirim ke Mesir untuk kesehatannya, di mana dia tinggal bersama bibinya untuk sementara waktu.