Selidik Temuan Misterius di Makam Philip II, Ayah Aleksander Agung

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 19 Maret 2024 | 16:00 WIB
Makam Philip II dari Makedonia, ayah Aleksander Agung ditemukan banyak kekayaan artefak yang sangat indah. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Makam kerajaan Philip II dari Makedonia, ayah dari Aleksander Agung merupakan penemuan arkeologi yang luar biasa. 

Terletak di bawah bayang-bayang Pegunungan Pierian di Yunani Utara, kota kuno Aigai, yang sekarang dikenal sebagai Vergina, menyimpan banyak rahasia dari peradaban yang pernah mendominasi dalam sejarah dunia kuno.

Kerajaan Makedonia, terletak di bagian timur laut semenanjung Yunani. Muncul sebagai kekuatan yang signifikan pada akhir abad ke-6 SM, meskipun sering kali dibayangi oleh negara-kota di selatan Athena dan Sparta.

Philip II naik takhta kerajaan yang sedang berkembang ini pada tahun 359 SM, pada masa perselisihan internal dan ancaman eksternal.

Pemerintahannya menandai periode transformasi, tidak hanya bagi Makedonia tetapi juga bagi seluruh dunia Yunani.

Sebagai seorang diplomat yang bijaksana dan ahli strategi militer yang terampil, Philip II berhasil menyatukan negara-negara kota yang terpecah belah di bawah hegemoni Makedonia.

Hal ini secara efektif mengakhiri sejarah konflik internal dan mengantarkan era yang relatif damai dan sejahtera.

Dunia Yunani yang bersatu inilah yang kemudian diwarisi oleh putra Philip, Alexander, dan digunakan sebagai batu loncatan untuk ambisinya menaklukkan dunia.

Di jantung kerajaan Filipus terdapat kota Aigai, ibu kota pertama Makedonia. Sekarang dikenal sebagai Vergina, Aigai adalah kota raja-raja Makedonia dan merupakan pusat politik, ekonomi, dan budaya yang penting.

Di sinilah Philip, seperti tradisi dinasti Argead, memilih untuk membangun makamnya—sebuah bangunan yang dirancang bukan hanya sebagai tempat peristirahatan, namun sebagai bukti kekuasaannya dan zaman keemasan pemerintahannya.

Kematian Philip II yang Dramatis 

Philip II dari Makedonia dibunuh pada tahun 336 SM. Keadaan seputar kematiannya telah dijelaskan dalam catatan sejarah dunia kuno, terutama oleh sejarawan Yunani Diodorus Siculus.