Apakah gunung berapi tersebut memusnahkan bangsa Minoa dan bertanggung jawab atas jatuhnya peradaban mereka telah menjadi pertanyaan di benak para sejarawan selama beberapa dekade.
Para arkeolog di awal abad ke-20 sudah menyadari bencana alam yang menghancurkan ini. Sebagian besar percaya bahwa bencana tersebut mungkin akan melenyapkan peradaban Minoa dalam sekejap, namun kenyataannya mungkin tidak sejelas itu.
Awalnya, sangat sedikit abu yang jatuh di Kreta, dan angin yang bertiup membawa abu gunung berapi ke arah yang berlawanan.
Kemudian para arkeolog menemukan lempengan tanah liat yang membuktikan peradaban Minoa bertahan sekitar 50 tahun setelah letusan. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan kesenjangan yang panjang ini?
Ahli vulkanologi Ffloyd McCoy, dari Universitas Hawaii, sangat tertarik dengan gunung berapi Thera dan apakah gunung tersebut mengakhiri peradaban Minoa.
Menurut BBC, dia berkeliling mengumpulkan bukti dari ilmuwan lain di seluruh dunia, mencoba mencari tahu apakah ada hubungan antara letusan Thera dan akhir zaman Minoa.
Dia memulainya di pulau Thera, yang merupakan rumah bagi ribuan orang dan merupakan pos perdagangan yang makmur bagi bangsa Minoa hingga bencana alam melanda.
Begitu besarnya gunung berapi tersebut sehingga mempunyai pengaruh yang besar, melestarikan kota Akrotiri selamanya. Anehnya, tidak ada kerangka yang ditemukan di pulau itu.
Kepala arkeolog Akrotiri, Christos Doumas, yakin penduduk Akrotiri tidak selamat, dan mayatnya masih dapat ditemukan.
McCoy rupanya yakin bahwa gelombang besar, atau tsunami, dipicu oleh gunung berapi tersebut. Menurutnya gelombang ini terbawa melintasi laut lepas dan mendatangkan malapetaka di pantai utara Kreta – namun buktinya sulit ditemukan.
Pada tahun 1997 seorang ahli geologi Inggris, Dr Dale Dominey-Howes dari Universitas Kingston, menemukan apa yang menurutnya merupakan bukti kuat adanya tsunami di Kreta.
Dia mengebor jauh ke dalam lumpur di rawa pedalaman dekat Malia di Kreta, dan membawa inti lumpur tersebut kembali ke Inggris untuk dianalisis.