Bagaimana Agama Memengaruhi Pandangan Hubungan Manusia dan Alam?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 22 Maret 2024 | 11:00 WIB
Sebuah komunitas pencinta lingkungan sedang memungut sampah di pesisir Pulau Rambut, Kepulauan Seribu. Kendati agama di Indonesia memiliki pandangan tentang hubungan manusia dan alam, namun masyarakat cenderung lebih memilih cara-cara humanis untuk memuliakan alam. (Toto Santiko Budi)

Berikutnya adalah pandangan yang diyakini dari ahli agama, manusia lebih tinggi daripada alam dan berhak untuk mengubahnya. Pandangan terakhir, manusia dan alam adalah setara yang menganggap bahwa manusia bagian dari alam dan alam adalah bagian dari manusia.

Dari pemeluk agama yang diteliti—seperti umat Islam, Protestan, Katolik, dan Hindu—tidak memiliki perbedaan. Semua kelompok setuju dengan pandangan pegiat humanis dan pengelola keagamaan, ketimbang pemahaman ahli agama dan penyetaraan kesatuan manusia dan alam.

"Tidak banyak perbedaan antara keempat kelompok utama tersebut," ungkap Wijsen. "Mayoritas berpendapat, agama berperan penting dalam kehidupan para partisipan dan keputusan mereka ambil."

Singkatnya, dasar agama yang mengharuskan kepedulian alam kurang diadaptasi sebagai langkah yang diambil. Agama hanya dijadikan dasar sebagai kesadaran umatnya untuk mengambil peran dalam hubungan manusia dan alam. 

"Ada dukungan besar-besaran untuk pengelolaan yang ramah lingkungan. Secara keseluruhan, afiliasi keagamaan tidak membuat perbedaan besar," terang Wijsen. "Secara keseluruhan, kesepakatan tertinggi ada pada tata layanan humanis."