Kunoichi, Ninja Wanita Kekaisaran Jepang yang Misterius dan Mematikan

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 23 Maret 2024 | 17:00 WIB
Kaum wanita pun bisa menjadi praktisi ninjutsu. Mereka dikenal sebagai kunoichi atau ninja wanita dalam sejarah Kekaisaran Jepang. (Public Domain)

Di sisi lain, kunoichi juga mampu melakukan hal-hal yang kejam dan mengerikan. Bila diperlukan, mereka dapat membunuh sang target.

Senjata yang digunakan kunoichi di Kekaisaran Jepang

Ninja wanita biasanya menggunakan seksualitas dan kecantikan mereka untuk mendapatkan akses ke target mereka. Tapi mereka tidak mengesampingkan ninja pria untuk menghabisi targetnya bila mereka lengah.

Bagaimana bila penyamaran mereka terbongkar? Jika mereka terekspos, kunoichi menggunakan taktik kebingungan seperti melepaskan kimononya dan berteriak keras. Menyesatkan dan penipuan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari para prajurit wanita itu.

Kipas lipat yang dimodifikasi menjadi senjata mematikan untuk melindungi diri. (Samuraiantiqueworld)

Para wanita itu sendiri juga melakukan pembunuhan. Beberapa senjata tajam yang digunakan mirip dengan yang ditampilkan dalam film mata-mata dan sejarah ninja di zaman modern. Para kunoichi menggunakan kipas dengan bilah tersembunyi. Mereka juga menggunakan belati, berbagai bentuk racun, pedang katana tipis, dan bintang lempar yang terkenal.

Namun, senjata pilihan kunoichi pada dasarnya adalah “cakar Wolverine”. Berupa selubung jari dari kulit dengan cakar logam yang diasah, neko-te adalah pilihan terbaik. Senjata ini memungkinkan kunoichi untuk memiliki cakar kucing nan tajam dan mematikan.

Neko-te panjangnya berkisar antara 2,5-7,6 cm, cukup panjang dan tajam untuk merobek daging manusia. Wanita yang sangat pendendam bahkan mungkin mencelupkan cakarnya ke dalam racun untuk memperparah rasa sakit. Atau bahkan mempercepat kematian sang target yang malang.

Terlepas dari kesalahpahaman umum tentang jenis kelamin ninja, kunoichi memiliki posisi penting di Kekaisaran Jepang yang feodal dan berpusat pada shogun. Perempuan seperti Mochizuki Chiyome mengangkat senjata untuk mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuhnya. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan akses terhadap musuh yang kuat dan memastikan perlindungan bagi para pemimpin dan pemerintahannya.

Ninja dan samurai wanita di Kekaisaran Jepang

Wanita dari kalangan atas tidak asing dengan pertempuran dan banyak istri samurai yang disebut sebagai onna bugeisha (seniman bela diri wanita). Dan penting untuk dicatat bahwa kunoichi berbeda dalam taktik dan persenjataannya dengan onna bugeisha, sama seperti shinobi berbeda dari samurai.

Kunoichi digunakan untuk misi mata-mata, sedangkan onna bugeisha bertempur pada saat terjadi turbulensi besar, seperti dalam Perang Genpai. Onna bugeisha berperang di tempat terbuka, menggunakan senjata melengkung seperti naginata. Sebaliknya, taktik bertarung kunoichi berbasis sembunyi-sembunyi dan mengandalkan faktor-faktor seperti unsur kejutan dan racun.

Meskipun hanya sedikit kunoichi yang diketahui namanya, sejarah menunjukkan bahwa mereka sangat dihormati oleh para pria yang mempekerjakannya. Dan tentu saja, kunioichi merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan oleh musuh-musuhnya.