Memegang Komitmen IKN Soal Pelestarian Lingkungan dan Satwa Liar

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 26 Maret 2024 | 15:00 WIB
Desain istana kepresidenan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Pemerintah berkomitmen untuk menjaga pelestarian lingkungan dan satwa liar. Pembangunannya harus tetap diawasi. (Otorita Ibu Kota Nusantara)

Laporan sebelumnya di National Geographic Indonesia, pegiat konservasi satwa liar berharap kehadiran IKN di Kalimantan Timur bisa mempermudah tindakan tegas terhadap aktivitas perburuan dan perdagangan satwa.

OIKN menyatakan pertimbangan perlindungan satwa liar diperhitungkan dalam pembangunan ini. Pungky menjelaskan bahwa pihaknya telah mencatat berbagai usaha yang bisa beroperasi di IKN. Salah satu usaha yang dilarang beroperasi adalah perdagangan satwa.

"Akan ada citizen forester," kata Pungky. Rencananya, citizen forester adalah satuan masyarakat yang ingin turut terlibat dalam pemantauan konservasi satwa liar dengan cara kerja serupa jurnalisme warga (citizen journalist). Dengan demikian, masyarakat bisa memantau aktivitas perburuan liar di kawasan lindung sekitar IKN.

Selain itu, pemerintah akan membangun jalur bawah tanah sebagai jalan penyeberangan satwa liar di sekitar IKN. Jalur ini akan dibangun di Jalan Tol Kariangau yang akan menghubungkan Balikpapan dan IKN.

Rencana pemindahan IKN ke Kalimantan Timur tidak melulu menyangkut isu lingkungan hidup. Isu ekonomi juga salah satu yang hangat untuk dipertanyakan. (Kementerian PUPR)

"Jadi untuk beberapa satwa lintasannya ada di atas [jalan tol] dan beberapa satwa lintasannya ada di bawah [jalan tol]," ungkap Pungky. "Ini sudah dilakukan survei, baik survei bentang alam maupun survei satwa yang melintas di area tersebut."

Karena berada di kelilingi hutan dan berkonsep kota hutan, warga IKN akan dihadapkan dengan permasalahan interaksi manusia dan satwa liar. Hal ini sudah diwanti-wanti oleh para pegiat konservasi yang dapat menimbulkan pergesekan antara manusia dan hewan.

Untuk menghadapi respons tersebut, pemerintah berencana menanam berbagai tumbuh-tumbuhan di tepi IKN. Tumbuh-tumbuhan tertentu akan berfungsi sebagai penyangga kota.

"Buffer ini bisa berfungsi, sebagai untuk menghalau supaya hewan-hewan 'memang liar' dan berpotensi konflik dengan manusia tidak lari ke kota," terang Pungky. Pihak IKN akan bekerja sama dengan berbagai lembaga konservasi untuk penanganan satwa liar.

Vegetasi penyangga ini juga berfungsi sebagai penghalau jika ada kebakaran hutan, supaya kebakaran tidak membakar lingkungan dalam IKN.

Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna Safitri mengatakan, bahwa warga IKN akan diajari untuk hidup berdampingan dengan satwa. Hal ini bisa meminimalisasi konflik antara manusia dan satwa.

"Untuk bisa begini, ini adalah cara pandang baru untuk berbagi ruang dengan satwa liar," kata Myrna. "Tentunya akan sulit. Masyarakat akan gagap. Tapi kami akan terus kampanyekan."

Memegang komitmen IKN

Semua rencana dan komitmen ini akan dibawa OIKN dalam peluncuran lunak pada Selasa, 26 Maret 2023. Acara ini akan melibatkan berbagai pihak konservasi dan pegiat lingkungan untuk mengungkapkan apa saja gagasan yang selama ini diterima dan dipertimbangkan dalam pembangunan OIKN.

Berbagai masukan telah ditampung oleh pemerintah dan OIKN dalam pembangunan berkelanjutan. Hal ini pula yang membuat proyek IKN 'sedikit bergeser' lebih ke pedalaman, setelah sebelumnya diwacanakan di Teluk Balikpapan atas pertimbangan konservasi mangrove.

"Jadi kita akan perbaiki. Jadi kalaupun memang ada masukan di tengah [pengerjaan proyek], walaupun sudah lonceng, dan ada masukan, akan tetap kita perbaiki seperti adanya masukan ataupun temuan-temuan baru," tutur Pungky.