Semana Santa, Ketika Larantuka Bertakzim Merayakan Prosesi Paskah

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 30 Maret 2024 | 19:00 WIB
Patung Bunda Maria atau Maria Dolorosa yang ditemukan 514 tahun yang lalu menjadi patron kota dan diarak keliling kota sambil memanjatkan puja-puji. (Feri Latief)

Seorang anak membantu orangtuanya menjaga barang dagangan untuk para peziarah. (Feri Latief)

Dalam puncak prosesi Semana Santa pada hari Jumat Agung—atau dalam bahasa setempat disebut Sesta Vera—dilakukan perarakan patung Yesus Kristus. Patung Yesus itu dinamai oleh warga sebagai Tuan Ana. Selain itu patung Maria serta Tuan Ma, untuk mengenang wafat Yesus Kristus.

Prosesi ini menempatkan Yesus sebagai pusat ritual dan menempatkan Maria sebagai Mater Dolorosa (bunda yang berkabung) karena menyaksikan perjalanan penderitaan putranya sebelum dan saat disalib.

Pagi sebelum puncak upacara, masyarakat juga melakukan arak-arakan Tuan Menino (bayi Yesus) lewat laut menggunakan perahu dayung kecil, sedangkan di samping dan belakangnya, masyarakat mengantar menggunakan perahu motor. Siang hari dilanjutkan arak-arakan menuju gereja Katedral, dari sanalah titik awal prosesi Sesta Vera.

Selama malam Jumat Agung, jutaan lilin dinyalakan di jalan sepanjang dua kilometer dan di depan rumah-rumah penduduk yang dilalui. Prosesi baru akan berakhir hingga menjelang dini hari. Paskah dirayakan dengan tradisi setempat—seperti perarakan laut dan menyanyi sambil puja puji pada yang maha kuasa.