Dalam puncak prosesi Semana Santa pada hari Jumat Agung—atau dalam bahasa setempat disebut Sesta Vera—dilakukan perarakan patung Yesus Kristus. Patung Yesus itu dinamai oleh warga sebagai Tuan Ana. Selain itu patung Maria serta Tuan Ma, untuk mengenang wafat Yesus Kristus.
Prosesi ini menempatkan Yesus sebagai pusat ritual dan menempatkan Maria sebagai Mater Dolorosa (bunda yang berkabung) karena menyaksikan perjalanan penderitaan putranya sebelum dan saat disalib.
Pagi sebelum puncak upacara, masyarakat juga melakukan arak-arakan Tuan Menino (bayi Yesus) lewat laut menggunakan perahu dayung kecil, sedangkan di samping dan belakangnya, masyarakat mengantar menggunakan perahu motor. Siang hari dilanjutkan arak-arakan menuju gereja Katedral, dari sanalah titik awal prosesi Sesta Vera.
Selama malam Jumat Agung, jutaan lilin dinyalakan di jalan sepanjang dua kilometer dan di depan rumah-rumah penduduk yang dilalui. Prosesi baru akan berakhir hingga menjelang dini hari. Paskah dirayakan dengan tradisi setempat—seperti perarakan laut dan menyanyi sambil puja puji pada yang maha kuasa.