Nationalgeographic.co.id—Hanoman mempunyai wajah kera dan tubuh manusia, mahkota emas, dan ekor panjang yang mengikuti setiap gerak-geriknya. Dewa penting dalam mitologi Hindu ini kerap digambarkan dengan dada terbuka yang memperlihatkan gambar Rama.
Setelah ribuan tahun, Hanoman masih dihormati dalam budaya Hindu hingga saat ini.
Asal-usul Hanoman dalam mitologi Hindu
Juga dikenal sebagai Maruti, Bajrangabali, dan Ajaney, Hanoman lebih dari sekadar dewa kera. Dalam mitologi Hindu, Hanoman adalah dewa keberanian, kekuatan, dan disiplin diri.
“Hanoman memainkan peran sentral dalam Ramayana, salah satu epos kuno terbesar yang pernah ditulis,” ungkap Aarohi Sheth di laman National Geographic.
Ramayana adalah teks tertua yang mengacu pada dewa kera ini. Para ahli memperkirakan bahwa kitab ini ditulis sekitar abad ke-3 SM.
Epos ini mengisahkan tentang Pangeran Rama yang diasingkan saat melakukan perjalanan melintasi lautan. Perjalanan tersebut dilakukan sang pangeran untuk menyelamatkan istrinya Sita dari raja jahat Rahwana.
Hanoman memiliki banyak cerita, tapi mungkin prestasinya yang paling terkenal adalah memimpin pasukan kera untuk membantu Rama menyelamatkan Sita. Hanoman juga disebutkan dalam epos Mahabharata dan Purana.
Hanoman Purana, kisah kelahiran Hanoman, menyebut Vayu, dewa angin, sebagai ayah dewa kera itu. Ibu Hanoman, Anjana, adalah seorang bidadari yang diubah menjadi kera oleh orang bijak yang murka.
Orang bijak mengatakan Anjana bisa kembali ke wujud aslinya jika dia melahirkan seorang putra yang sakti. Ia pun melahirkan Hanoman yang kekuatannya terlihat sejak kecil.
Dalam salah satu cerita Hanoman yang paling terkenal, dia melompat ke langit saat matahari terbit. Sang kera mengira matahari adalah bola kuning atau buah matang.
Dalam Ramayana, raja para dewa Indra memukul dewa kera dengan petirnya untuk menjatuhkan Hanoman dari langit. Pukulan itu mengenai rahangnya dan dia jatuh ke tanah dalam keadaan mati.