Hanoman, Dewa Berwajah Kera dan Bertubuh Manusia dalam Mitologi Hindu

By Sysilia Tanhati, Selasa, 2 April 2024 | 11:00 WIB
Hanoman mempunyai wajah kera dan tubuh manusia, mahkota emas, dan ekor panjang yang mengikuti setiap gerak-geriknya. Ia merupakan salah satu dewa penting dalam mitologi Hindu. (Himesh Mehta/Pexels)

Nationalgeographic.co.idHanoman mempunyai wajah kera dan tubuh manusia, mahkota emas, dan ekor panjang yang mengikuti setiap gerak-geriknya. Dewa penting dalam mitologi Hindu ini kerap digambarkan dengan dada terbuka yang memperlihatkan gambar Rama.

Setelah ribuan tahun, Hanoman masih dihormati dalam budaya Hindu hingga saat ini.

Asal-usul Hanoman dalam mitologi Hindu

Juga dikenal sebagai Maruti, Bajrangabali, dan Ajaney, Hanoman lebih dari sekadar dewa kera. Dalam mitologi Hindu, Hanoman adalah dewa keberanian, kekuatan, dan disiplin diri.

“Hanoman memainkan peran sentral dalam Ramayana, salah satu epos kuno terbesar yang pernah ditulis,” ungkap Aarohi Sheth di laman National Geographic.

Ramayana adalah teks tertua yang mengacu pada dewa kera ini. Para ahli memperkirakan bahwa kitab ini ditulis sekitar abad ke-3 SM.

Epos ini mengisahkan tentang Pangeran Rama yang diasingkan saat melakukan perjalanan melintasi lautan. Perjalanan tersebut dilakukan sang pangeran untuk menyelamatkan istrinya Sita dari raja jahat Rahwana.

Hanoman memiliki banyak cerita, tapi mungkin prestasinya yang paling terkenal adalah memimpin pasukan kera untuk membantu Rama menyelamatkan Sita. Hanoman juga disebutkan dalam epos Mahabharata dan Purana.

Hanoman Purana, kisah kelahiran Hanoman, menyebut Vayu, dewa angin, sebagai ayah dewa kera itu. Ibu Hanoman, Anjana, adalah seorang bidadari yang diubah menjadi kera oleh orang bijak yang murka.

Orang bijak mengatakan Anjana bisa kembali ke wujud aslinya jika dia melahirkan seorang putra yang sakti. Ia pun melahirkan Hanoman yang kekuatannya terlihat sejak kecil.

Dalam salah satu cerita Hanoman yang paling terkenal, dia melompat ke langit saat matahari terbit. Sang kera mengira matahari adalah bola kuning atau buah matang.

Dalam Ramayana, raja para dewa Indra memukul dewa kera dengan petirnya untuk menjatuhkan Hanoman dari langit. Pukulan itu mengenai rahangnya dan dia jatuh ke tanah dalam keadaan mati.

Vayu, yang marah atas perbuatan Indra terhadap putranya, mengambil seluruh udara dari Bumi. Tindakannya itu membuat semua makhluk hidup menderita.

Hanya ketika Siwa menyadarkan Hanoman, barulah Vayu mengembalikan udara ke Bumi. Indra yang menyadari kesalahannya mengabulkan keinginan Hanoman agar tubuhnya sekuat vajra (petir) miliknya. Sang dewa juga memberikan Hanoman kekebalan terhadap sambaran petir.

Ramayana versi Valmiki menceritakan bagaimana selama pertempuran, Hanoman membawa seluruh puncak gunung dari Himalaya. (Public Domain)

Dewa lain juga mengabulkan keinginan Hanoman, termasuk kekebalan tambahan terhadap kerusakan akibat api, angin, dan air. Dia juga diberikan keabadian.

Keabadian itu memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang yang kuat dan terampil yang memainkan peran penting dalam Ramayana. Ramayana versi Valmiki menceritakan bagaimana selama pertempuran, Hanoman membawa seluruh puncak gunung dari Himalaya.

“Hal itu dilakukan untuk mengantarkan beberapa ramuan demi menyembuhkan tentara di medan perang,” tambah Sheth.

Terlepas dari kesuksesan dan status abadinya, Hanoman dicirikan oleh kerendahan hati dan tidak mementingkan diri sendiri. Sang dewa mitologi Hindu itu sepenuhnya mengabdi kepada Rama di seluruh Ramayana, Mahabharata, dan Purana.

Pentingnya hewan dalam mitologi Hindu

Dalam penggambaran populer, Hanoman sering tampil sebagai kera berwajah merah. Warna tersebut melambangkan pengabdiannya kepada Rama.

Langur Hanoman berasal dari India dan dianggap suci. Warna gelap pada wajah dan tangan mereka mengingatkan kita pada luka bakar yang diderita Hanoman dalam petualangannya.

Ganesha adalah salah satu dewa Hindu yang paling terkenal. (Pixabay)

Hewan memegang tempat yang dihormati dalam mitologi Hindu. Ganesa, dewa kemakmuran dan kebijaksanaan berkepala gajah.

Narasimha dan Hayagriva, avatar Wisnu yang berkepala singa dan kuda, adalah contoh yang lebih menonjol dari identitas dewa-hewan.

“Batas-batas antara dewa, hewan, dan manusia dapat ditempa dan berubah-ubah,” kata Ankur Barua, dosen senior Studi Hindu di Universitas Cambridge.

“Ada kesakralan tidak hanya dalam wujud manusia, tapi juga dalam wujud hewan dan tumbuhan, semua bentuk makhluk hidup.”

Hanoman di komunitas Indo-Karibia

Bagi komunitas Indo-Karibia, kisah Hanoman dan Rama menggemakan sejarah komunitas itu.

Meski Rama terpaksa hidup di pengasingan, Hanoman tetap menjadi pengikut setia. “Karena kami adalah orang-orang yang terusir dari tanah air kami dan dikirim ke Karibia, kami terhubung dengan kisah ini secara berbeda.

Karena itu, kami memandang Hanoman sebagai lambang seorang pemuja,” kata Vinay Harrichan, pendiri Cutlass Magazine. Majalah ini didedikasikan untuk komunitas Indo-Karibia.

Dualitas Hanoman, yaitu perdamaian dan keganasan, sifat ceria dan protektif, juga mencerminkan sejarah Indo-Karibia.

“Ketika Hinduisme menyebar ke Karibia, tiba-tiba agama ini menjadi agama minoritas dengan kolonialisme dan pengaruh misionaris,” kata Harrichan. “Satu hal yang selalu penting dalam agama Hindu Indo-Karibia adalah bahwa kami merupakan orang-orang yang damai. Kami juga penuh kasih sayang, menerima. Di sisi lain, kami pun tegas dalam melindungi keyakinan dan hal-hal yang kami anggap suci.”

Setiap tahun, sebagian besar rumah tangga Hindu Indo-Karibia mengadakan puja Hanoman. Mereka berdoa untuk kemakmuran dan kesehatan.

Sebagai bagian dari ritual tersebut, mereka memasang bendera merah di rumah. Bendera itu menunjukkan bahwa Hanoman telah memberkati keluarga dan tempat tinggal mereka.