Kavaleri Oyo memang bengis dan menakutkan. Namun tidak berarti bahwa penunggang kuda Oyo tidak terkalahkan. Mereka memiliki kelemahan yang sama dengan kavaleri kerajaan lain. Dapat juga dikatakan bahwa militer Oyo terkadang terlalu bergantung pada penunggang kuda, sehingga memperlambat evolusi militer Oyo.
Misalnya ketika perang Dahomey yang dimulai pada tahun 1728. Saat itu Kerajaan Oyo menginvasi Kerajaan Dahomey (yang semakin menjadi ancaman bagi Oyo). Di atas kertas, kemenangan ini tampak seperti kemenangan mudah bagi Oyo. Mereka menyerbu ke arah selatan sejak awal tahun 1682. Dan Dahomey tidak melakukan banyak perlawanan terhadap penunggang kuda Oyo yang menakutkan.
Dahomey tidak memiliki kavaleri, yang membuat Oyo terlalu percaya diri. “Namun yang mereka miliki hanyalah senjata, sesuatu yang belum dikembangkan oleh Oyo,” ujar Mitchell.
Kuda-kuda kavaleri Oyo tidak terbiasa dengan suara tembakan. Setiap kali prajurit Dahomey menembak, suaranya membuat kuda-kuda ketakutan dan mencegah serangan mematikan mereka. Tentara Dahomey juga membangun benteng khusus seperti parit yang menghentikan penunggang kuda Oyo. Hal ini memaksa Oyo menggunakan infanteri mereka.
Meskipun Oyo akhirnya berhasil, pertempuran yang terjadi jauh lebih sulit dari yang mereka perkirakan. Mereka terpaksa mengandalkan bala bantuan untuk pertama kalinya dalam beberapa abad. Kerajaan Oyo memerlukan 11 invasi hingga Kerajaan Dahomey akhirnya ditaklukkan sepenuhnya pada tahun 1748.
Baru pada abad ke-19 militer Oyo mulai mengadopsi senjata. Sementara itu, mereka terus menggunakan kavaleri mereka untuk memukul mundur tetangga mereka. Mereka melakukan penaklukan dalam jarak yang jauh. Sayangnya, penolakan mereka untuk berkembang seiring waktu dapat dikatakan sebagai titik kelemahan militer yang kuat dalam sejarah Afrika.
Warisan penunggang kuda Oyo berlanjut hingga hari ini. Mereka dikenang sebagai salah satu kekuatan militer terbesar dalam sejarah Afrika. Warisan mereka menghasilkan karya Death and the King’s Horseman. Karya ini merupakan drama terkenal berdasarkan peristiwa nyata dalam sejarah Nigeria pada masa pemerintahan kolonial Inggris.