Dokter Muslim: Pelopor Pengobatan Gangguan Jiwa di Era Keemasan Islam

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 5 Mei 2024 | 10:03 WIB
Para dokter muslim tertarik pada berbagai cabang ilmu kedokteran, termasuk psikologi. (Wellcome Collection)

Rumah sakit Islam pertama yang sebenarnya didirikan di Baghdad pada abad ke-9, di masa Khalifah Abbasiyah Harun ar-Rasyid.

Rumah sakit ini, yang disebut "Bimaristan", terus mengembangkan sistem perawatan kesehatan yang inklusif dan menyeluruh, termasuk bagi orang-orang dengan gangguan mental.

Para dokter dan perawat memiliki tugas untuk merawat semua pasien, tanpa diskriminasi.

Setiap Bimaristan memiliki taman, air mancur, ruang kuliah, perpustakaan, dapur, apotek, dan ruang ibadah untuk muslim dan non-muslim.

Pria dan wanita dipisahkan di bangsal yang berbeda, tetapi dilengkapi dengan fasilitas yang sama dan staf medis yang sesuai jenis kelaminnya.

Bangsal-bangsal tersebut dibagi lagi berdasarkan jenis penyakit, seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit mata, obat-obatan, bedah, dan penyakit mental (yang diisolasi dengan jeruji besi).

Bimaristan juga berfungsi sebagai pusat pertukaran medis dan sekolah kedokteran untuk mendidik dan melatih para siswa, termasuk dalam bidang pengobatan mental.

Menurut Afifa, psikologi di Islam Abad Pertengahan menjadi cabang ilmu kedokteran yang terpisah.

Rumah sakit jiwa pertama didirikan di Baghdad, Aleppo, Cordoba, Fes, Kairo, dan Istanbul. Pusat-pusat terapi ini memiliki fasilitas perawatan yang lengkap.

"Para dokter muslim menggunakan berbagai perawatan, seperti bentuk klasik psikoterapi, pijat, obat-obatan herbal, perhatian, terapi perilaku kognitif, terapi Quran, terapi musik, puisi, terapi okupasi, terapi mandi, aromaterapi, menari, teater, pendongeng, bermain olahraga, dan perhatian yang seksama terhadap diet," jelas Afifah.

Setiap pasien dibantu oleh dua orang pendamping. Contohnya, pasien insomnia ditempatkan di ruangan khusus dan ditemani pendongeng profesional untuk membantu mereka tertidur dengan tenang.

Pada masa pemerintahan Seljuk dan Ottoman, banyak "kelompok penyembuhan" didirikan di sekitar masjid, yang disebut "Takaya". Takaya bertahan selama berabad-abad dan memiliki kemiripan dengan pusat kesehatan mental modern.