Kakh, Kue Khas Idulfitri di Mesir yang Berasal dari Zaman Firaun

By Sysilia Tanhati, Rabu, 10 April 2024 | 13:30 WIB
Dalam sejarah Mesir, Kahk telah disajikan sejak zaman Firaun. Kue yang lezat ini menjadi kue khas yang disajikan setiap Idulfitri. (Mervat Salman/CC BY-SA 3.0)

Nationalgeographic.co.id—“Oh, kahk, ahli kemurahan hati, kami tidak akan pernah berhenti membuatmu,” tulis mendiang penyair legendaris Mesir Fouad Hadad pada tahun 1960-an. Seniman itu dengan jelas dan artistik menggambarkan bagaimana kahk (kue tradisional Mesir) yang lezat dibuat dan disajikan.

Kahk adalah kue tradisional Mesir yang umumnya dipanggang menjelang Idulfitri. Kue ini luar biasa lezatnya dengan remah yang halus, tekstur meleleh di mulut, dan aromatik.

Apapun status sosialnya, hampir semua rumah di Mesir merayakan hari pertama Idulfitri dengan menikmati kahk dengan teh dan susu. Menyajikan kahk adalah tradisi berumur panjang yang mengharukan dalam budaya Mesir.

Namun kahk tidak hanya dinikmati oleh umat Islam saat perayaan. Sajian ini juga ditemukan di meja umat Kristen Koptik saat Natal pada tanggal 7 Januari. “Konon ritual ini diyakini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu,” tulis Thaer Mansour di laman The New Arab.

Asal-usul Kahk dalam sejarah Mesir kuno

Sejarawan percaya bahwa kebiasaan ini berasal dari zaman Firaun ketika istri raja mempersembahkannya kepada pendeta kuno.

“Bentuk kue ditemukan tertulis di makam para bangsawan di Thebes dan Memphis seperti makam Nakht-Rakhmki Ra,” kata pakar sejarah firaun Hussein Abdel-Bassier.

“Orang Mesir kuno juga menyajikan kue berbentuk lingkaran yang diisi dengan kismis atau madu selama pesta keagamaan dan perayaan. Resepnya ditemukan dalam transkrip kuno,” tambahnya.

Setelah itu, sepanjang masa pemerintahan berbagai dinasti Islam, kahk adalah salah satu tradisi yang berkontribusi terhadap identitas Mesir.

Dinasti Tulunid menciptakan bungkusan kecil yang digulung yang disebut kul wushkur (makan dan ucapkan terima kasih). Hal ini dikaitkan dengan Idulfitri pada masa Dinasti Ikhshidid yang memerintah Mesir dan Levant dari tahun 935 hingga 969.

Dinasti Fatimiyah secara khusus mengadopsinya dalam upaya untuk lebih dekat dengan masyarakat Mesir. Mereka menugaskan pembuat roti khusus untuk membuatnya.

Pada tahun 1124 M, kekhalifahan Fatimiyah Al-Aziz di Mesir mengalokasikan 20.000 dinar untuk membuat kahk untuk Idulfitri. Menurut catatan lain, meja pesta itu panjangnya 1.350 meter, dan di atasnya disajikan berbagai jenis kahk.