Penemuan dari Zaman Kuno yang Masih Kita Gunakan hingga Kini

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 13 April 2024 | 13:00 WIB
Kita sering tidak menyadari asal muasal barang-barang yang umum kita gunakan saat ini. Barang-barang itu ternyata jauh lebih tua dari yang Anda kira. (Heidi B/Wikimedia Commons)

 

Nationalgeographic.co.id—Sejak awal peradaban sekitar 12.000 tahun yang lalu, manusia melewati beberapa zaman dengan kreativitas dan penemuan yang intens. Dari pertanian hingga arsitektur, dari hiburan hingga perang, dari politik hingga ekonomi. Dalam sejarah dunia, semua aspek peradaban tunduk pada pemikiran para penemu yang membentuk masa depan peradaban.

Berikut adalah penemuan-penemuan kuno yang kita gunakan saat ini yang jauh lebih tua dari yang Anda kira.

Kertas

Sebelum kertas, kita menggunakan beragam permukaan untuk mencatat. Kata paper (kertas) berasal dari bahasa Latin papyrus yang diambil dari bahasa Yunani. Kata Yunani papyrus diperkirakan berasal dari bahasa Mesir pa-per-aa yang berarti dari Firaun. Hal ini berarti Firaun mengendalikan produksi produk tersebut.

Kertas ditemukan pada awal abad ke-2 Masehi di Kekaisaran Tiongkok. Kertas Tiongkok berkualitas tinggi sehingga dijual di sepanjang Jalur Sutra. (Public Domain)

Kertas yang kita miliki saat ini dibuat dengan cara yang sangat berbeda dan kertas tersebut berevolusi bukan dari Mesir kuno, namun dari Tiongkok kuno. Proses pembuatan pulp kertas dilakukan oleh seorang kasim istana di Dinasti Han bernama Cai Lun. Ia hidup pada abad ke-2 Masehi. Metodenya melibatkan pengepresan bubur kayu basah ke dalam kain tenun. Butuh beberapa ratus tahun bagi teknologi untuk menyebar ke luar Tiongkok.

Meskipun informasi sudah digitalisasi saat ini, penemuan kuno ini tidak ketinggalan zaman. Permintaan kertas global diperkirakan masih akan terus meningkat sepanjang dekade mendatang.

Kalender

Ketika umat manusia beralih dari masyarakat pemburu-pengumpul menuju kehidupan menetap, pertanian menjadi penting. “Semakin penting pertanian, semakin penting pula prediksi musim secara akurat,” tulis Greg Beyer di laman The Collector. Sejak saat itu, kalender, dalam segala bentuknya, telah menjadi alat yang tidak terpisahkan dan sangat berharga.

Tiruan kalender jam matahari Kekaisaran Bizantium di Museum Teknologi Thessaloniki. (Creative Commons)

Meskipun ketepatan waktu menjadi hal yang penting sejak Era Neolitikum, kalender sebenarnya baru ditemukan pada Zaman Perunggu. “Yaitu sekitar tahun 3100 SM,” Beyer menambahkan. Bangsa Sumeria adalah peradaban pertama yang menciptakan kalender. Kalender mereka sangat mirip dengan kalender kita sekarang. Bangsa Sumeria membagi tahun menjadi 12 bulan lunar, dengan setiap bulan terdiri dari 29 atau 30 hari.

Orang-orang Mesir mengikutinya dengan kalender serupa yang juga terdiri dari 12 bulan. Bedanya adalah mereka juga memasukkan bintang Sirius dalam melacak hari.

Bangsa Babilonia menciptakan kalender yang menambahkan bulan ke-13 setiap dua atau tiga tahun. Kalender ini nantinya akan menginspirasi kalender Yahudi. Banyak peradaban lain yang memiliki kalendernya sendiri dengan perubahan yang menarik. Misalnya Tiongkok yang menggunakan shio.

Roda

Peradaban modern akan terlihat sangat berbeda saat ini jika bukan karena penemuan kuno dan penggunaan roda sederhana. Di mana dan kapan tepatnya roda ditemukan masih belum jelas. Kemungkinan besar hal ini ditemukan secara independen oleh banyak peradaban pada satu waktu atau lainnya. Kesederhanaan roda berarti kemungkinan besar roda telah ditemukan bahkan oleh peradaban yang tidak membutuhkannya.

Roda yang terbuat dari sepotong kayu solid. (John O'Neill/Wikimedia Commons)

Bukti paling awal mengenai roda berasal dari tahun 4500 SM hingga 3300 SM di Mesopotamia dalam bentuk roda tembikar. Roda transportasi awal dibuat dari papan kayu solid. Desain ini diperbaiki sekitar tahun 2200 SM hingga 1550 SM selama Zaman Perunggu Tengah. Saat itu roda berjeruji dan kereta pertama kali muncul.

Saat ini, roda diperlukan untuk hampir semua bentuk transportasi. Dan hal ini tidak hanya terjadi pada transportasi darat saja. Pesawat terbang membutuhkan roda untuk lepas landas dan mendarat. Kebanyakan helikopter juga memiliki roda. Bahkan sistem maglev memerlukan roda yang dapat dipanjangkan saat melaju dengan kecepatan rendah.

Pemanasan sentral

Pemanas sentral sering dianggap sebagai kemewahan modern. Namun sebenarnya, keberadaannya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. 7000 tahun yang lalu, orang Korea menggunakan sistem yang disebut ondol. Ondol mengarahkan panas dari api melalui terowongan di bawah lantai.

Penemuan kuno ini ditemukan secara independen oleh orang-orang Yunani beberapa ribu tahun kemudian. Sistem pemanasan sentral Yunani kuno menggunakan ruang terbuka di bawah lantai, yang ditinggikan di atas pilar. Bangsa Romawi mengambil sistem ini dan memperbaikinya. Mereka menggunakannya untuk menghangatkan vila-vila orang kaya, serta pemandian umum. Sistem ini disebut hipocaust.

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi di Eropa, banyak teknologi yang tidak mampu direproduksi. Dan selama seribu tahun, orang-orang Eropa kembali memanaskan bagian dalam rumah mereka dengan api biasa.

Kompas magnetik

Salah satu penemuan terpenting dalam sejarah dunia, kompas membantu manusia melakukan navigasi baik di darat maupun di laut. Meskipun saat ini kita memiliki pelacakan GPS melalui satelit, kompas magnetik masih digunakan di seluruh dunia untuk membantu kapten kapal mengarahkan kapal.

Kompas merupakan satu dari empat penemuan besar Tiongkok kuno. Bentuk dan kegunaannya berevolusi dari waktu ke waktu. (Public Domain)

Kompas magnetik berusia hampir 2000 tahun dan berasal dari Dinasti Han di Kekaisaran Tiongkok. Kompas ini ditemukan sekitar tahun 200 M hingga 220 M. Namun, selama beberapa abad setelah penemuannya, kompas magnetik ini digunakan untuk geomansi dan fengsui alih-alih navigasi. Baru antara tahun 850 M dan 1050 M kompas mulai digunakan untuk navigasi.

Penyebutan kompas pertama kali di Eropa dimulai pada tahun 1190 dan berasal dari De naturis rerum (On the Natures of Things) karya Alexander Neckam. Tidak jelas apakah penemuan ini sampai ke Timur Tengah dan Eropa melalui Tiongkok. Atau apakah negara-negara tersebut menemukan kompas secara mandiri.

Beton

Beton merupakan bagian integral dari hampir semua kota umat manusia. Hal ini memungkinkan kita untuk membangun struktur kokoh yang melindungi segala sesuatu di masyarakat dari berbagai elemen.

Beton awal dibuat dengan menghancurkan atau membakar batu kapur. Selama berabad-abad dan ribuan tahun, bahan-bahan dan proses telah berubah. “Tapi penerapannya sebagian besar tetap tidak berubah,” ungkap Beyer.

Kekaisaran Romawi meninggalkan bangunan bersejarah yang masih berdiri dengan kokoh hingga kini. Salah satunya adalah Pantheon. (Griffin Wooldridge/Pexels)

Penggunaan material mirip beton pertama kali dilakukan oleh suku Nabataea di Timur Tengah sekitar tahun 6500 SM. Sejak itu, orang-orang Mesir kuno, orang-orang Eropa yang tinggal di sepanjang sungai Danube, orang-orang Tiongkok kuno, dan orang-orang Yunani kuno semuanya mempunyai versi betonnya sendiri. Beton Romawi sangat kuat dan maju pada saat itu.

Beton saat ini merupakan campuran batu, pasir, dan air dengan tambahan berbagai bahan kimia. Bahan kimia yang ditambahkan tergantung pada jenis beton dan tujuan penggunaannya. Geografi dan iklim juga diperhitungkan.

Teleskop

Kebijaksanaan konvensional mengatakan bahwa teleskop ditemukan pada tahun 1608 oleh Hans Lippersheyby. Ia adalah seorang pembuat kacamata asal Belanda. Diketahui juga bahwa astronom terkenal Galileo termasuk orang pertama yang menggunakan teleskop.

Namun, Galileo menunjukkan bahwa manusia telah mengetahui dan menggunakan teleskop ribuan tahun sebelum dia mengarahkan pandangannya ke langit malam.

Bukti dari gagasan tersebut terdapat pada Lensa Nimrud, sepotong batu kristal dipoles berusia 3000 tahun yang memiliki sifat pembesaran 3 kali.

Namun banyak akademisi tidak yakin bahwa benda tersebut adalah bagian dari teleskop atau bahkan digunakan untuk melihat bintang dan planet. Tapi hal ini sesuai dengan fakta bahwa bangsa Neo-Asyur kuno memiliki banyak sekali pengetahuan tentang astronomi.

Apa pun yang terjadi, Galileo yakin orang-orang zaman dahulu sudah mempunyai teleskop jauh sebelum dia.

Anggur

Setidaknya selama 8.000 tahun, anggur telah dinikmati oleh manusia. Bukti paling awal produksi anggur berasal dari Georgia (di Eropa Timur), sekitar 6000 SM. Namun, pada waktu yang sama, ada bukti bahwa orang Tiongkok kuno pun memproduksi anggur. Di Tiongkok kuno, anggur dan buah beri dicampur dengan beras. Campuran tersebut kemudian difermentasi sehingga menghasilkan anggur khas.

Efek memabukkan dari penemuan kuno ini sangat populer. Anggur pun menyebar ke seluruh dunia kuno dan menjadi salah satu produk paling populer dalam sejarah. Tren itu terus berlanjut hingga saat ini.

Dolium atau dolia. Wadah fermentasi dan produksi anggur yang dipakai pada zaman Kekaisaran Romawi kuno. (Marie-Lan Nguyen/Wikimedia Commons)

Banyak hal yang ada saat ini mungkin merupakan penemuan kembali dari masa lalu. Tapi kita tidak dapat menyangkal bahwa orang-orang zaman dahulu, dengan teknologi yang terbatas, mampu mencapai hal-hal luar biasa. Di masa lalu, orang menciptakan hal-hal yang kita anggap remeh dan menghasilkan ide-ide yang akan berkembang dari waktu ke waktu. Penemuan itu kemudian diimplementasikan ke dalam kehidupan yang kita jalani saat ini.