Asal-usul Pasta: Sejarah yang Panjang, Kompleks, dan Penuh Gairah

By Sysilia Tanhati, Senin, 22 April 2024 | 13:00 WIB
Namun kecintaan orang Italia terhadap pasta memiliki sejarah yang panjang, kompleks, dan penuh gairah. Bagaimana asal-usul pasta dalam sejarah Italia? (Klaus Nielsen/Pexels)

Nationalgeographic.co.id—Selama abad ke-20, orang Amerika mulai menyukai pasta. Di layar lebar, spageti memainkan peran yang mengesankan dalam film-film klasik. Misalnya Night at the Opera (1935),  Lady and the Tramp (1955), dan Goodfellas (1990).

Pasta semakin menjadi pemandangan umum di menu restoran di Amerika Serikat.

“Namun kecintaan orang Italia terhadap pasta memiliki sejarah yang panjang, kompleks, dan penuh gairah,” tulis Alfonso Lopez di laman National Geographic. Perkembangan spageti, ravioli, dan tortellini yang menjadi terkenal di dunia internasional telah mengalami perubahan yang mengejutkan selama berabad-abad.

Terbuat dari tepung gandum durum, nama pasta diambil dari tekstur adonan yang pucat saat pertama kali dicampur. Pasta yang berbeda memiliki nama yang berbeda, banyak yang didasarkan pada bentuk adonan yang berbeda.

Pasta segar sering kali dicampur, dimasak, dan dimakan langsung. Sedangkan pasta secca dikeringkan untuk disimpan; sering kali diolah kemudian dengan memasaknya dalam air mendidih.

Proses produksinya sederhana, tetapi kegunaan produk jadinya sangat bervariasi. Bentuk pasta—dipotong kotak, digulung menjadi tabung, ditarik menjadi panjang, dan dipelintir menjadi spiral—memiliki setidaknya 200 jenis. Pasta dapat dinikmati dengan beragam saus dan makanan pendamping. Setiap wilayah di Italia memiliki variasi pastanya masing-masing.

Pohon pasta

Asal-usul pasta telah lama diperdebatkan. Banyak teori telah dikemukakan, beberapa di antaranya tidak masuk akal.

Sebuah mitos abadi, berdasarkan tulisan penjelajah abad ke-13 Marco Polo. Pasta dibawa ke Italia dari Tiongkok, muncul dari salah tafsir terhadap bagian terkenal dalam Polo’s Travels.

Marco Polo menyebutkan sebuah pohon dari mana sesuatu seperti pasta dibuat. Mungkin itu adalah pohon sagu, yang menghasilkan makanan bertepung yang menyerupai pasta, tapi bukan pasta. Makanan ini hampir pasti mengingatkan pelancong Venesia akan pasta di negara asalnya.

Ketika Marco Polo sedang melakukan perjalanan tahun 1270-an, ada referensi tentang seorang tentara di Genoa yang memiliki sekeranjang makaroni. Satu abad sebelumnya, ahli geografi Muslim al-Idrisi menulis tentang melihat pasta diproduksi di Sisilia.

Banyak penulis Italia berpendapat bahwa ukiran peralatan pembuatan pasta ditemukan di makam dari abad keempat SM. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasta dinikmati di Italia pra-Romawi. Namun, banyak sejarawan makanan yang membantahnya.

Mereka menunjukkan bahwa referensi era Romawi tentang apa pun yang menyerupai pasta masih langka. Dan pasta mungkin mulai populer di Italia sebagai hasil perdagangan Mediterania yang ekstensif pada Abad Pertengahan.

Sejak abad ke-13, referensi tentang hidangan pasta—makaroni, ravioli, gnocchi, bihun—semakin sering muncul di Semenanjung Italia.

Popularitas pasta disebutkan oleh penulis abad ke-14 Boccaccio. Dalam The Decameron, ia menceritakan sebuah fantasi yang menggiurkan. “Terdapat segunung keju parmesan dengan para koki pasta menggulung makaroni dan ravioli ke para pelahap yang menunggu di bawah,” tulisnya.

Pada tahun 1390-an Franco Sacchetti, seorang penyair, juga menceritakan bagaimana dua orang sahabat bertemu untuk makan makaroni. Mereka berdua makan dari hidangan yang sama, seperti kebiasaan pada saat itu.

“Noddo mulai menumpuk makaroni, menggulungnya dan menelannya. Dia telah memasukkan enam suap ke mulut. Sementara suapan pertama Giovanni masih ada di garpu. Dia tidak berani memasukkannya ke dalam mulutnya karena makanannya masih mengepul.”

Proses pembuatan pasta. (Public Domain)

Seperti apa rasanya pasta yang disantap Noddo dengan nikmat? Sepanjang Abad Pertengahan, hingga awal abad ke-16, hidangan pasta sangat berbeda dari yang disantap saat ini. Pasta tidak hanya dimasak lebih lama, tetapi juga dicampur dengan bahan-bahan yang tampaknya mengejutkan sekarang. “Sering kali memadukan rasa manis, gurih, dan pedas,” tambah Lopez.

Pasta dianggap sebagai hidangan untuk orang kaya. Hidangan ini menjadi kebanggaan dalam jamuan makan aristokrat selama Renaisans. Misalnya, Bartolomeo Scappi, seorang koki kepausan pada pertengahan abad ke-16. Ia menciptakan hidangan ketiga untuk jamuan makan yang terdiri dari ayam rebus disertai ravioli.

Makanan para pengemis dan raja dalam sejarah Italia

Pasta, pada akhir abad ke-17 di Napoli, menjadi makanan pokok utama masyarakat. Masyarakat Neapolitan dijuluki pemakan daun (mangiafoglia) pada tahun 1500-an. Sejak tahun 1700-an mereka mulai disebut pemakan makaroni (mangiamaccheroni). Beberapa penjelasan telah dikemukakan untuk hal ini.

Salah satunya adalah menurunnya standar hidup masyarakat umum, yang secara signifikan membatasi akses mereka terhadap daging. Sementara para pemilik tanah besar di Napoli atau Sisilia menjual gandum dengan harga yang relatif murah.

Pembatasan agama juga berdampak pada perubahan pola makan dalam sejarah Italia. Pasta adalah makanan ideal pada hari-hari ketika makan daging dilarang. Namun mungkin alasan utama penyebaran pasta secara dramatis adalah, sejak abad ke-17, produksi pasta industri dikembangkan dengan menggunakan mesin. Misalnya dengan torchio, alat pengepres mekanis untuk membuat mie atau bihun.

Di Napoli, pasta identik dengan pengemis atau lazzaroni. Ketika lazzarone mengumpulkan empat koin untuk makan makaroni pada hari itu, dia tidak lagi peduli dengan hari esok. Maka ia akan berhenti bekerja untuk hari itu.

Fakta bahwa pasta identik dengan pengemis tidak menghalangi pasta untuk menaklukkan selera kelas atas. Raja Ferdinand IV dari Napoli melahap makaroni dengan penuh semangat.

“Dia mengambilnya dengan jari-jarinya, memelintir dan menariknya. Dan dengan lahap memasukkannya ke dalam mulutnya, menolak penggunaan pisau, garpu, atau sendok.”

Beberapa hal yang berubah drastis seiring berjalannya waktu adalah perasa yang ditambahkan pada pasta. Rasa manis telah digantikan oleh gurih, gula digantikan dengan sayuran. Semua itu membantu menjadikan pasta sebagai hidangan bergizi lengkap.

Kemudian, pada awal abad ke-19, ditambahkan tomat. Sejak lama orang Italia menganggap tomat itu eksotik. Faktanya, baru pada tahun 1844 resep pertama untuk hidangan pasta paling umum saat ini muncul: spageti dalam saus tomat.