Kutub Utara secara geografi terletak di Samudra Arktik. Pada laut yang membeku ketika musim dingin, dan mencair ketika musim panas. Es akan bergerak terus. Dengan kata lain seorang penjelajah ber-ski di atas es yang bergerak.
ICE BASE CAMP BARNEO
Kondisi rusaknya landasan pacu yang merupakan infrastruktur sangat vital tidak mudah untuk diperbaiki. Bahkan harus mencari lokasi yang berbeda guna membangun runway baru. Untuk membangun runway selain harus mencari daratan berupa es yang tebal dan stabil juga memerlukan waktu antara 10 – 12 hari.
Belakangan ini kondisi di base camp sendiri banyak mengalami ketidakpastian. Cuaca terus berangin dan benar-benar tidak dapat diprediksi.
Sementara itu dari pengalaman bertahun-tahun, selepas masa ekspedisi yakni pada April atau mendekati Mei biasanya situasi jauh lebih buruk. Dikarenakan lebih banyak es yang mencair dan banyak yang tidak stabil.
Hal itulah yang membuat agen dan otoritas perjalanan Kutub Utara via Rusia menentukan keputusan sulit, yakni membatalkan seluruh ekspedisi tahun 2024.
Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya sebagian besar penjelajah dunia tidak percaya akan alasan retaknya landasan pacu. Sebab runway yang pecah sebenarnya hampir selalu terjadi setiap tahun. Bahkan pada 2016 sampai mengalami lima kali kerusakan. Namun tidak menghentikan pengiriman logistik kala itu.
Barneo Ice Camp sudah sejak 2002 menjadi staging area untuk semua ekspedisi di Kutub Utara. Termasuk kali ini ketika jalur Rusia dibuka untuk pertama kalinya setelah 5 tahun berturut-turut dibatalkan dari jalur Norwegia.
Base camp ini berada di atas Samudra Arktik (floating base camp). Pun mampu menahan beban lebih dari 50 ton, termasuk alat berat seperti dua buah bulldozer. Plus tentu saja pesawat-pesawat angkut sedang seperti Antonov AN-74 dan helikopter yang mondar-mandir mengangkut penjelajah maupun logistik.
Membangun base camp untuk kebutuhan perjalanan Kutub Utara merupakan pekerjaan yang amat kompleks. Diawali dengan helikopter MI-8 mencari gumpalan es yang cukup kuat dan tidak rapuh. Setelah proses penentuan selesai dilanjutkan dengan menurunkan bulldozer, bahan bakar, maupun peralatan konstruksi dengan payung dari pesawat Ilyushin Il-76.
Pembangunan landasan pacu sejauh 1.200 meter dan camp pun dimulai. Runway disiapkan agar mampu dilindas pesawat jenis Antonov AN-74.
Namun situasi seperti sekarang membuat semua rencana bisa berubah, terutama akibat faktor geopolitik dan perubahan cuaca.
Pembatalan resmi dari Barneo AG dengan alasan kerusakan landasan pacu tersebut membuat Jelajah Putri melakukan evaluasi dan penjadwalan ulang.
JELAJAH PUTRI: BEKERJA, BERTUALANG, DAN BERBAKTI
Jelajah Putri yang diinisiasi oleh Putri Handayani merupakan sebuah program yang memberi ruang bagi kaum perempuan mengaktualisasikan dirinya di bidang engineering, mountaineering dan pengabdian masyarakat (Bekerja, Bertualang, dan Berbakti).
Saat ini tengah memfokuskan pada cita-cita mencatatkan orang Indonesia untuk masuk dalam daftar The Explorer’s Grand Slam (Seven Summits dan Two Poles).
Putri telah menyelesaikan pendakian Kilimanjaro, Afrika (2016), Cartensz Pyramid, Australasia-Oceania (2016), Elbrus, Rusia (2017), Aconcagua, Amerika Selatan (2018), Denali, Amerika Utara (2022), dan Kutub Selatan (2023).
Selanjutnya Vinson Massif (2024), Kutub Utara (2025) setelah pembatalan 2024 ini, dan Mount Everest (2025)