Waspada 'Jebakan yang Indah' Kala Mengikuti Ajang Lari Lintas Alam

By Ade S, Sabtu, 4 Mei 2024 | 18:00 WIB
Rute yang dilewati oleh semua kategori di Dieng Detrac Trail Run Series 2023. Bukan pada elevasinya, tantangan yang 'menjebak' dari ajang trail run seperti Dieng Caldera Race 2024 justru ada pada keindahan alamnya. Kok, bisa? (Warsono)

Baca Juga: Dieng Detrac Trail Run Menuju Perhelatan Dunia

Terbius Keindahan Dieng

Salah satu ajang trail run yang mendapat perhatian dari para penggemar lari lintas alam dalam waktu dekat ini adalah Dieng Calera Race 2024 besutan DETRAC dan PAT Adventure.

Kompetisi lari trail ini akan membawa Anda menjelajahi keindahan perkebunan Teh Tambi yang memesona, dengan latar belakang panorama Gunung Sindoro, Gunung Sibuthak, dan puncak-puncak lainnya yang memukau.

Merujuk situs Dieng Caldera Race, terdapat empat pilihan kategori, yaitu 10 km dengan elevasi 495 m, 21 km dengan elevasi 1.185 m, 42 km dengan elevasi 2.630 m, dan 75 km dengan elevasi 4.850 m.

Dieng Caldera Race sendiri diklaim bukan hanya ajang trail run biasa. Di balik lintasan yang menantang dan keindahan alam Dieng yang memesona, ajang ini memiliki komitmen besar untuk memajukan pelari trail Indonesia di kancah internasional.

Dieng Caldera Race (diengcalderarace.com)

Hal ini dibuktikan dengan undangan kepada perwakilan dari UTMB (Ultra Trail du Mont Blanc), salah satu event lari trail paling bergengsi di dunia. Hal menandakan komitmen Dieng Caldera Race untuk menyelenggarakan event bertaraf internasional dan memberikan kesempatan bagi pelari trail Indonesia untuk unjuk gigi di level global.

Apalagi, menurut Race Coordinator Dieng Caldera Race Ade Chandra Wijaya, acara yang akan diselenggarakan pada 8-9 Juni ini juga diiringi dengan program berkesinambungan dengan UMKM setempat.

“Kita juga akan menyelenggarakan Festival Teh Nusantara di Tambi yang menjadi titik start dari Dieng Caldera Race,” ucap Ade.

Saat ditanya tentang tantangan berlari di Dieng, Ade mengingatkan peserta untuk tidak terlena oleh keindahan Dieng. Apalagi, berdasarkan pengalaman, tidak sedikit peserta yang “terbius” oleh keindahan alam Dieng, termasuk dengan mengabadikannya melalui foto dan video, lalu kemudian malah terkena cut off time.

Keindahan alam ini juga yang menurut Agi harus membuat para peserta sadar untuk selalu menjaganya. Sebab, pada dasarnya trail running itu kita berolahraga sambil menikmati keindahan alam. Jangan sampai kegiatan tersebut malah merenggut keindahan tersebut.

Salah satu caranya adalah dengan memastikan barang bawaan kita, terutama makanan dan minuman selama kegiatan, tidak menjadi sampah. Agi memberi tips untuk menyediakan satu plastik khusus untuk menampung sampah sisa kemasan makanan atau minuman selama mengikuti kegiatan.

Agi pun menekankan bahwa pada dasarnya trail running memiliki prinsip yang sama dengan kegiatan alam bebas lain, yaitu kita nikmati sambil kita menjaganya.

Take nothing but pictures, leave nothing but footprints, kill nothing but time,” tutup Agi, meniru sebuah kutipan yang sudah menjadi “moto” sekaligus panduan bagi para penggiat alam bebas.