Baru pada abad ke-16, astronom Polandia Nicolaus Copernicus menantang model geosentrisme dengan teorinya yang revolusioner.
Dalam bukunya "On the Revolutions of the Heavenly Bodies", Copernicus menempatkan Matahari di pusat tata surya, dengan Bumi dan planet-planet lainnya berputar mengelilinginya.
Teori Copernicus, yang kemudian dikenal sebagai model heliosentris, menjadi titik balik penting dalam sejarah astronomi dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih komprehensif tentang tata surya.
Pemahaman tentang "mengapa planet-planet dalam tata surya dapat mengelilingi Matahari sesuai dengan orbitnya" ini membuka jalan bagi penemuan dan penelitian ilmiah yang lebih luas di masa depan.
Para astronom terus mempelajari dan mengobservasi pergerakan planet-planet, mencari tahu lebih banyak tentang asal-usul dan masa depan tata surya kita.
Upaya ini tidak hanya memuaskan rasa ingin tahu manusia, tetapi juga membantu kita memahami tempat Bumi dan perannya dalam kosmos yang luas dan menakjubkan ini.