Nationalgeographic.co.id—Planet-planet di tata surya sebagian besar memiliki nama yang mencerminkan mitologi Romawi kuno. Apa alasan di balik penamaan tersebut?
Dalam pikiran Romawi kuno, langit malam adalah tempat para dewa memainkan kisah-kisah tentang gairah, kekuatan, dan intrik.
Dewa-dewa di Mitologi Romawi diyakini berkuasa atas setiap aspek kehidupan. Planet-planet bergerak melintasi langit tidak seperti bintang tetap, menarik imajinasi para astronom Romawi dan dipandang sebagai pembawa pesan ilahi atau perwujudan dewa-dewa mereka.
Para astronom Romawi awal, seperti para pendeta, menghabiskan malam hari memetakan langit, mencatat pergerakan planet dan fase bulan.
Pengamatan ini bukan hanya untuk rasa ingin tahu atau sains, melainkan untuk mencari pertanda, bimbingan dan tanda-tanda dari para dewa.
Meskipun teknologinya terbatas, para astronom Romawi dapat mengamati pergerakan planet dan membedakannya dari bintang, yang mereka anggap sebagai titik cahaya tetap.
Pertanian, hari raya keagamaan, dan bahkan kampanye militer semuanya dipengaruhi oleh pergerakan langit. Bagi orang-orang Romawi, planet-planet bukan sekadar benda langit, melainkan memiliki karakter dan tujuan ilahi.
Perpaduan antara mitologi dan astronomi ini menunjukkan bagaimana bangsa Romawi berusaha memahami alam semesta mereka.
Mereka menemukan keteraturan dan makna di langit, menciptakan sistem di mana kosmos dan budaya saling terkait erat.
Planet dan Kaitannya dengan Dewa Mitologi Romawi
Merkurius, yang melakukan perjalanan penuh mengelilingi Matahari hanya dalam 88 hari Bumi, mendapatkan namanya dari utusan para dewa yang bergerak cepat.
Asosiasi dengan kecepatan dan ketangkasan ini sangat selaras dengan dewa Merkurius, yang dikenal karena kecepatan dan perannya sebagai pemberita.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR