Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda terbayang, mengapa planet-planet dalam tata surya dapat mengelilingi Matahari sesuai dengan orbitnya?
Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di benak banyak orang, termasuk para astronom di masa lampau.
Dahulu, para astronom mengira bahwa semua benda langit, termasuk Matahari, Bulan, planet, dan bintang, berputar mengelilingi Bumi dalam serangkaian bola kristal.
Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, pemahaman manusia tentang tata surya pun mengalami perubahan drastis.
Para astronom menemukan fakta bahwa Bumi, beserta planet-planet lainnya, sebenarnya bergerak mengelilingi Matahari.
Penemuan ini menandai pergeseran paradigma besar dalam astronomi, mengantarkan umat manusia pada pemahaman yang lebih akurat tentang kosmos.
Lantas, apa yang menyebabkan planet-planet dapat bergerak dengan teratur mengelilingi Matahari?
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang konsep gravitasi, orbit planet, dan model-model tata surya yang pernah ada.
Selain itu, artikel ini juga kan menjelaskan bagaimana para astronom di masa lampau berusaha memahami misteri pergerakan planet-planet.
Alasan Planet-planet dalam Tata Surya dapat Mengelilingi Matahari Sesuai dengan Orbitnya
Melansir Universe Today, jawaban dari pertanyaan tentang apa yang menyebabkan planet-planet dapat bergerak dengan teratur mengelilingi Matahari terletak pada kekuatan gravitasi.
Baca Juga: Unsur Penyusun Planet Besar dalam Tata Surya, Mirip dengan Matahari?
Matahari, dengan massanya yang jauh lebih besar dibandingkan planet-planet, memiliki gaya tarik gravitasi yang sangat kuat.
Gaya inilah yang mengikat planet-planet dalam orbitnya, mencegah mereka melayang ke angkasa luar.
Analogi yang tepat untuk menggambarkan fenomena ini adalah dengan membayangkan sebuah bola yang diayunkan dengan tali.
Semakin kencang bola diayunkan, semakin kuat tarikan tali yang menahannya agar tidak terlempar.
Sama halnya dengan planet-planet, semakin besar kecepatan orbit mereka, semakin kuat pula gaya gravitasi Matahari yang menahannya di jalurnya.
Perlu diingat bahwa orbit planet bukanlah lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips.
Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh gravitasi dari planet-planet lain di tata surya.
Meskipun demikian, pengaruh gravitasi Matahari tetaplah yang dominan, memastikan planet-planet tetap bergerak dalam orbitnya masing-masing.
Sebelum pemahaman heliosentris ini muncul, Bumi dianggap sebagai pusat tata surya dalam model geosentrisme.
Model ini menempatkan Bumi sebagai pusat, dengan Matahari dan benda langit lainnya berputar mengelilinginya.
Namun, model geosentrisme memiliki banyak kelemahan dan tidak dapat menjelaskan berbagai fenomena astronomi dengan akurat.
Baca Juga: Mengapa Matahari yang Menjadi Pusat Tata Surya? Ini 4 Alasannya
Baru pada abad ke-16, astronom Polandia Nicolaus Copernicus menantang model geosentrisme dengan teorinya yang revolusioner.
Dalam bukunya "On the Revolutions of the Heavenly Bodies", Copernicus menempatkan Matahari di pusat tata surya, dengan Bumi dan planet-planet lainnya berputar mengelilinginya.
Teori Copernicus, yang kemudian dikenal sebagai model heliosentris, menjadi titik balik penting dalam sejarah astronomi dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih komprehensif tentang tata surya.
Pemahaman tentang "mengapa planet-planet dalam tata surya dapat mengelilingi Matahari sesuai dengan orbitnya" ini membuka jalan bagi penemuan dan penelitian ilmiah yang lebih luas di masa depan.
Para astronom terus mempelajari dan mengobservasi pergerakan planet-planet, mencari tahu lebih banyak tentang asal-usul dan masa depan tata surya kita.
Upaya ini tidak hanya memuaskan rasa ingin tahu manusia, tetapi juga membantu kita memahami tempat Bumi dan perannya dalam kosmos yang luas dan menakjubkan ini.