Apa Itu Mepamit dan Dharma Suaka dalam Ritual Pernikahan Adat Bali?

By Ade S, Selasa, 7 Mei 2024 | 08:03 WIB
Pakaian Adat Pengantin Hindu Bali Indonesia. Pelajari apa itu mepamit dan dharma suaka, prosesi tradisi pernikahan adat Bali yang sakral dan penuh makna. (Julien Boulin)

Nationalgeographic.co.id—Pernikahan merupakan momen sakral bagi setiap pasangan, tak terkecuali bagi masyarakat Bali.

Dalam tradisi pernikahan adat Bali, terdapat dua ritual penting yang wajib dilalui, yaitu mepamit dan dharma suaka.

Bagi Anda yang belum familiar dengan tradisi ini, artikel ini akan mengupas tuntas tentang apa itu mepamit dan dharma suaka, beserta maknanya dalam pernikahan adat Bali.

Kedua tradisi ini memiliki makna dan tujuan yang berbeda, namun saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.

Mepamit dan dharma suaka menjadi bukti kekayaan budaya dan tradisi Bali yang masih lestari hingga saat ini.

Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang kedua tradisi tersebut, termasuk makna simbolis, prosesi pelaksanaan, dan perannya dalam menjaga keharmonisan pernikahan adat Bali.

Mepamit: Tradisi Pamitan Pengantin Wanita Bali Menuju Rumah Baru

Dalam prosesi pernikahan adat Bali, terdapat tradisi unik bernama mepamit atau mejauma.

Tradisi ini merupakan momen bagi pengantin wanita untuk berpamitan kepada leluhur dan keluarganya, karena setelah menikah, ia akan menjadi tanggung jawab keluarga sang suami.

Lebih dari sekadar pamitan, mepamit memiliki makna mendalam bagi umat Hindu Bali.

Hal tersebut seperti diuraikan dalam skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Tinjauan Urf Terhadap Tradisi Mepamit Bagi Muallaf Hindu Menjelang Prosesi Perkawinan Islam (2023) karya Rizal Azwan, seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Merajut Harmoni Luhur Antara Alam dan Manusia dari Subak Bali