Perjalanan Menjadi Pejuang
Terlepas dari keadaannya yang malang, Lin tak pernah berhenti mengasah kemampuan bertarungnya. Di waktu luangnya, sebelum dan sesudah tugas pekerjaannya selesai, ia melatih kemampuannya di tepi Sungai Qinhuai.
Suatu hari, Williams menceritakan, ketika dia sedang berlatih seni bela diri, Raja Zhu Changshu kebetulan lewat - dan dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Bukan hanya kecantikannya yang membuatnya tertarik, melainkan uga kemampuan bertarungnya yang tangguh,” tegas Williams.
Raja Zhu Changshu meminta Lin untuk tinggal bersamanya di istana. Tidak lama setelah hari itu, mereka menikah.
Raja kemudian meminta istri barunya itu untuk mengajarkan kemampuan bertarungnya kepada semua selir kerajaan. Akhirnya mereka membentuk pasukan yang semuanya beranggotakan wanita kerajaan.
Penangkapan Sang Raja
Ketika Lin sedang menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya dan melatih pasukannya yang semuanya perempuan, kekeringan yang mengerikan melanda wilayah tersebut.
Kelaparan segera menyusul, dan para pemberontak dari provinsi Shaanxi dan Shanxi mulai menjelajahi daerah itu untuk mencari makanan.
Mereka mengancam keselamatan Raja Zhu, tetapi sang raja tidak menganggap serius ancaman tersebut. Malang baginya, ketika dia berada di tempat peristirahatannya di gunung, para pemberontak menyanderanya.
William menuturkan, ketika Lin mendengar tentang penangkapan raja, dia segera mengerahkan pasukan tentara selirnya dan memimpin serangan terhadap pasukan pemberontak.
“Pada awalnya, musuh kebingungan diserang oleh pasukan wanita. Para pejuang Lin memanfaatkan kebingungan awal ini dengan menghabisi sejumlah besar pemberontak.”