Warisan Kekaisaran Romawi bagi Praktik Kesehatan di Era Modern

By Sysilia Tanhati, Minggu, 19 Mei 2024 | 08:30 WIB
Ketika kebersihan saja tidak cukup untuk melawan penyakit dan patah tulang, masyarakat di Kekaisaran Romawi bergantung pada dokter. (C Gilbert)

Soranus (abad ke-1-2 M), dokter Yunani kuno, menjelaskan tentang penyebab sulitnya persalinan dan kemungkinan posisi janin. Semua itu menjadi alasan untuk operasi caesar di zaman modern. Namun ia hanya menyarankan berbagai posisi bagi ibu bersalin tergantung pada alasan sulitnya persalinan. Dia menyebutkan pelumasan dan sitz-bath yang berminyak. Soranus juga menjelaskan manuver untuk membalikkan badan janin.

Siranus tidak pernah mempertimbangkan pilihan untuk membelah sang ibu. Sebaliknya, jika janin tidak merespons terhadap penarikan manual, ekstraksi dengan kait disarankan hanya untuk menyelamatkan ibu.

Analisa urine

Uroskopi, seperti yang dikenal hingga abad ke-17, adalah alat diagnostik yang sudah digunakan di Babilonia kuno dan Mesir kuno. Di Yunani, Hippocrates memiliki beberapa pengamatan yang cukup benar mengenai sampel urine dan hubungan penyakit. Penyakit ginjal didiagnosis berdasarkan gelembung yang terbentuk pada permukaan sampel urine. Lalu, darah dalam urine menunjukkan ulserasi kandung kemih, sedimentasi meningkat disertai demam, dan rasa manis pada urine menandakan diabetes.

Galen-lah yang memperbarui teori Hippocrates. Ia memulainya dengan deskripsi yang lebih akurat tentang urine dan bahkan diagnosis yang lebih spesifik berdasarkan sampel urine.

Beberapa praktik medis yang disebutkan di atas mencapai puncaknya pada zaman kuno dan kemudian diabaikan pada Abad Pertengahan. Namun, jika menyangkut uroskopi, praktik tersebut berkembang secara berlebihan sehingga hampir setiap penyakit didiagnosis berdasarkan sampel urine. Kata scopia dalam uroscopia berarti melihat, tetapi sebenarnya dokter juga menilai sampel dengan mencium dan bahkan mencicipi urine.

Tentu saja, analisis urine saat ini merupakan bantuan berharga bagi para ahli diagnosa. Meskipun ini bukan satu-satunya cara untuk menilai kondisi pasien. Bangsa Romawi kuno juga terkenal dengan pajak urinenya. Selain itu, urine juga digunakan untuk mencuci pakaian dan bahkan sebagai pasta gigi.

Pengobatan Romawi kuno merupakan kombinasi pengobatan tradisional dan pengetahuan yang diwarisi dari tetangganya. Dokter Romawi kuno mengembangkan instrumen bedah, resep obat, dan berbagai prosedur untuk membantu orang sakit. Banyak dari prosedur yang mereka gunakan dipelajari lebih mendalam dari waktu ke waktu. Ilmu kedokteran pun mengalami kemajuan berkat sumber daya baru dan perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, ide tersebut sudah ada lebih dari 2.000 tahun yang lalu.