Akhir Tragis Ritual Darah Menstruasi Kaisar Jiajing dari Dinasti Ming

By Ade S, Selasa, 14 Mei 2024 | 20:03 WIB
Lukisan yang menggambarkan Kaisar Jiajing di kapal tongkang negaranya. Kisah kelam Kaisar Jiajing dari Dinasti Ming, terobsesi dengan darah menstruasi dan ritual mengerikan yang menandai akhir era keemasan. (Seniman istana Dinasti Ming yang tidak dikenal.)

Terobsesi dengan pencarian keabadian, dia terbuai dengan keyakinan bahwa meminum darah menstruasi perawan akan memberinya kunci untuk hidup abadi.

Obsesi ini menjadikannya salah satu tiran paling kejam dalam sejarah China.

Selama 46 tahun masa pemerintahannya, Jiajing memerintahkan ribuan gadis muda untuk dibawa ke Kota Terlarang.

Gadis-gadis ini dipaksa menjalani hidup yang mengerikan, dikurung di harem, dan hanya diberi makan mulberi dan embun untuk menjaga "kemurnian" tubuh mereka.

Banyak yang meninggal karena kelaparan dan penyiksaan.

Darah menstruasi para gadis dikumpulkan dengan kejam dan diberikan kepada Jiajing dalam bentuk ramuan.

Dia meminumnya dengan penuh keyakinan, meskipun para tabib istana memperingatkannya tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan.

Akhir Tragis

Ritual darah menstruasi ini tidak hanya menyiksa para gadis, tetapi juga membawa tragedi bagi Jiajing sendiri.

Pada tahun 1542, sekelompok selir yang muak dengan kekejamannya berusaha membunuhnya dengan mencekiknya dengan pita rambut.

Meskipun mereka gagal, Jiajing membalas dendam dengan keganasan yang tak tertandingi, mengeksekusi para selir dan seluruh keluarga mereka.

Baca Juga: Tujuh Ekspedisi Dinasti Ming Tiongkok, Ada yang ke Jawa dan Sumatra