Perkembangan Piramida
Ide untuk membangun piramida sebesar yang ada di Giza membutuhkan waktu lama, dan memerlukan proses trial-and-error untuk mendapatkan hasil yang benar. Dahulu kala, tempat pemakaman pertama bukanlah piramida, melainkan makam berbentuk 'rumah' yang jauh lebih kecil.
Makam yang lebih kecil ketimbang piramida ini disebut mastaba dan strukturnya berbentuk persegi. Pada titik tertentu, seseorang berpikir bahwa menempatkan mastaba lain di atas mastaba pertama, dan kemudian mastaba lain yang ukurannya lebih kecil, akan menciptakan struktur pemakaman yang lebih baik.
Ide ini mengarah pada 'Piramida Bertingkat' yang terkenal, dibangun untuk firaun bernama Djoser, dekat kota Saqqara. Tingginya lebih dari 60 meter dan terbuat dari enam lapisan mastaba. Meskipun tidak memiliki sisi mulus seperti piramida berikutnya, piramida ini dianggap sebagai piramida 'asli' pertama.
Tradisi Mesir menyatakan bahwa perancang makam ini bernama Imhotep, dan ia dikenal sebagai orang jenius yang mencetuskan ide tentang piramida. Membangun piramida adalah proyek penting dan para firaun menugaskannya bertahun-tahun sebelum kematian mereka.
Pekerjaan berat untuk memahat batu, memindahkannya ke lokasi pembangunan dan memasangnya di tempatnya, dilakukan oleh banyak pekerja. Hal ini kebanyakan dilakukan oleh para petani yang melakukannya saat sedang tidak sibuk memanen hasil panennya.
Setelah piramida pertama dibangun, firaun lain mencoba memperbaiki ide tersebut dan menjadikannya lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya.
Piramida Giza
Piramida terbesar yang pernah dibangun di Mesir dikenal sebagai Piramida Agung dan dibangun oleh firaun Khufu di Giza. Tingginya sekitar 147 meter.
Saking mengesankannya, dua raja lainnya, Khafre dan Menkaure, membangun piramida mereka di sebelahnya. Namun mereka tetap tidak mampu membuat piramida tersebut sebesar piramida raja Khufu.
Kebanyakan piramida memiliki desain serupa. Di dalamnya terdapat ruangan tempat jenazah firaun ditempatkan beserta seluruh harta karunnya, yang dikenal dengan 'ruang pemakaman'. Terkadang, ada juga ruangan kedua, tempat menyimpan harta lainnya, yang disebut 'ruang ante'.
Piramida biasanya memiliki bangunan kedua di dekatnya, yang disebut kuil peringatan. Bangunan ini merupakan tempat orang Mesir berkunjung untuk memberikan persembahan kepada raja ka agar dia tetap hidup di akhirat.
Akhirnya, sejarah dunia mencatat bahwa belakangan biaya pembangunan piramida menjadi terlalu mahal. Akibatnya, para firaun berhenti membangunnya sekitar akhir periode Kerajaan Lama.
Karena piramida sangat besar dan jelas merupakan tempat di mana harta karun dapat ditemukan, orang Mesir kuno juga sering kali merampoknya sendiri.
Jadi, alih-alih membangun piramida, raja-raja kemudian menguburkan diri mereka di makam tersembunyi di Lembah Para Raja di Thebes, tempat mereka berharap ka mereka akan beristirahat dengan tenang.