Nationalgeographic.co.id—Masih banyak misteri dari dunia hewan yang belum manusia ketahui, termasuk mengenai mamalia atau hewan menyusui. Salah satu pertanyaan yang pernah muncul mengenai mamalia adalah apa mamalia terbesar yang pernah hidup di bumi.
Sejak punahnya dinosaurus, hewan mamalia terus berkembang. Tanpa adanya rekan-rekan mereka yang bersisik, jumlah populasi mamalia meledak. Mamalia melakukan diversifikasi dan mereka menjadi lebih besar – tapi seberapa besar?
Kita tahu bahwa paus biru adalah mamalia terbesar yang pernah ada. Mamalia laut itu juga merupakan hewan paling besar yang pernah hidup, berukuran sekitar 30 meter dan berat mencapai 200 ton. Namun bagaimana dengan mamalia yang hidup di darat?
Saat ini, gajah afrika dianggap sebagai mamalia darat (dan juga hewan darat) terbesar yang masih hidup di dunia. Dengan panjang 7 meter dan tinggi 3,7 meter, raksasa yang masih eksis dalam dunia hewan ini biasanya memiliki berat 4 hingga 7 ton dan juga memiliki otak dan hidung terberat dibandingkan mamalia darat mana pun. Lumayan besar, tetapi mereka bukanlah pesaing mamalia darat terbesar yang pernah ada.
Mahkota mamalia darat terbesar yang pernah hidup di bumi jatuh ke kepala Paraceratherium yang sekarang sudah punah. Paraceratherium adalah badak besar tak bertanduk dengan leher panjang seperti jerapah.
Kebanyakan ditemukan di Asia, di Tiongkok, Mongolia, Kazakhstan, dan Pakistan pada zaman Oligosen awal hingga akhir (34–23 juta tahun lalu), badak raksasa ini mengerdilkan badak terbesar yang kita lihat saat ini. Badak putih selatan, yang panjangnya bisa mencapai 4,2 meter, tinggi 1,85 meter, dan berat 3,6 ton, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Paraceratherium.
Paraceratherium, sementara itu, diperkirakan memiliki panjang total 7,4 meter dan tinggi bahu 4,8 meter. Ukuran ini menjadikannya mamalia darat terbesar yang pernah hidup di bumi.
Goliat prasejarah ini juga diyakini memiliki berat sekitar 17 ton, berdasarkan perkiraan dari kerangka yang sebagian direkonstruksi di American Museum of Natural History.
Pada tahun 2021 lalu, spesies baru badak raksasa yang telah punah, Paraceratherium linxiaense, ditemukan di Tibet. Berasal dari 26,5 juta tahun yang lalu, fosil-fosil tersebut mencakup tengkorak yang terawetkan sepenuhnya, serta mandibula dan tulang belakang dari individu lain.
“Tengkorak itu panjangnya lebih dari satu meter,” ujar Deng Tao, penulis utama penelitian yang memaparkan temuan tersebut, mengatakan kepada CNN pada saat itu. “Sangat jarang tengkorak sebesar itu bisa terawetkan.”
Baca Juga: Mamalia Bertelur yang Aneh Akhirnya Ditemukan Kembali di Papua
Namun, kedudukan Paraceratherium sebagai mamalia darat terbesar bukannya tidak terbantahkan. Karena fosil yang ditemukan tidak lengkap, tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seberapa besar pertumbuhan badak purba ini. Selain itu, mereka juga menghadapi persaingan ketat dari raksasa lain yang telah punah.
Misalnya, ada yang mengatakan gajah bergading lurus Palaeoloxodon. Gajah raksasa ini hidup sekitar 700.000–50.000 tahun lalu, bahkan lebih besar dari Paraceratherium dan beratnya mencapai 22 ton.
Namun, hal ini hanya didasarkan pada bagian tulang paha Palaeoloxodon, sehingga diabaikan oleh orang lain. Perkiraan lain yang menggunakan tulang tungkai gajah remaja yang lebih lengkap memperkirakan berat Palaeoloxodon hanya sekitar 13–15 ton, lumayan berat juga dalam dunia hewan.
Mastodon Borson, yang menghuni wilayah Eurasia 5 hingga 2,5 juta tahun yang lalu, diperkirakan memiliki berat sekitar 15–16 ton. Jadi, Paraceratherium dapat tersaingi juga oleh mastodon itu jika estimasi terbaru berat badak raksasa itu dikonfirmasi lebih kecil di kemudian hari.