Singkap Sejarah Waisak dan Beragam Perayaannya di Penjuru Dunia

By Sysilia Tanhati, Kamis, 23 Mei 2024 | 13:00 WIB
Waisak memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha. Hari raya ini diperingati pada hari bulan purnama di bulan lunar Waisakha. (Pwbaker/CC BY 2.0)

Ritual Waisak

Sama seperti komunitas Buddhis yang terbagi antara sangha monastik dan awam, perayaan Waisak juga terbagi berdasarkan garis sosial tersebut.

Perayaan monastik biasanya mencakup prosesi biksu dan biksuni, pembacaan sutra (teks keagamaan), persembahan di kuil, memandikan patung Buddha, dan khotbah tentang ajaran Buddha. Umat ​​awam memberikan persembahan bunga atau menyalakan dupa di kuil. Mereka juga melakukan pertunjukan budaya.

Perayaan monastik biasanya mencakup prosesi biksu dan biksuni, pembacaan sutra (teks keagamaan), persembahan di kuil, memandikan patung Buddha, dan khotbah tentang ajaran Buddha. (Albert Ivan Damanik/CC BY-SA 4.0)

Umat awam mungkin melafalkan Tiga Permata (Triratna): komitmen terhadap Buddha, dharma, dan sangha. Umat Buddha juga boleh menghindari konsumsi alkohol dan daging selama perayaan berlangsung.

Dimensi penting dari perayaan ini adalah melakukan kebajikan. Hal ini berarti melakukan perbuatan baik untuk meningkatkan karma seseorang atau karma kerabatnya. Kebajikan dapat dicapai dengan mempersembahkan makanan kepada para biarawan dan dengan melepaskan hewan yang dikurung (biasanya burung) ke alam liar.

Kegiatan alternatif untuk melakukan kebajikan yang berhubungan dengan hewan dapat mencakup tidak mengonsumsi daging serta bekerja di tempat penampungan hewan.

Perayaan bagi Sang Buddha

Di sebagian besar negara Buddha Theravada, hari raya tersebut disebut Waisak. Di beberapa tempat disebut Hari Buddha. Di India dan Nepal, perayaan ini disebut Buddha Purnima (Bulan Purnama) atau Buddha Jayanti (secara harfiah berarti kemenangan tetapi sering kali berarti ulang tahun).

Dalam agama Buddha Tibet, praktisi menyebutnya Saga Dawa Duchen (Festival Bulan Keempat). Di Tibet, seluruh bulan keempat dikenal sebagai bulan penuh keberuntungan untuk menuai manfaat dari perbuatan baik.

Di Asia Timur, di mana Mahayana adalah bentuk utama agama Buddha, hari lahir Buddha dirayakan terpisah dari pencerahan dan kematiannya. Perayaan hari lahir Buddha jatuh pada hari kedelapan bulan keempat lunar, kira-kira pada waktu yang sama dengan Waisak Theravada.

Setiap negara memperingati hari tersebut dengan cara yang berbeda dan dengan nama yang berbeda.

Di Korea Selatan, misalnya, festival penyalaan lentera yang disebut Yeondeunghoe memperingati hari lahir Buddha (seokga tansinil). Di Vietnam disebut Phat Dan dan dirayakan dengan lentera berbentuk teratai, doa, dan persembahan.

Di Tiongkok, pelepasan hewan atau fengshang, merupakan bagian penting dari perayaan kelahiran Buddha, yang disebut Fodan. Di Jepang, hari lahir Buddha (Bussho-e) biasa disebut Hana Matsuri (Festival Bunga) dan secara resmi jatuh pada tanggal 8 April. Di Taiwan, kisah kelahiran Buddha diperingati pada hari Minggu kedua bulan Mei, bertepatan dengan Hari Ibu.