Nationalgeographic.co.id—Buddha, sosok yang dikenal sebagai pencerah spiritual, telah menarik perhatian dan rasa ingin tahu banyak orang selama berabad-abad.
Ajarannya tentang kehidupan, penderitaan, dan pembebasan diri telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Artikel ini akan membawa Anda pada perjalanan untuk memahami siapakah Buddha, menjelajahi kisah hidupnya, dan mempelajari makna di balik ajarannya yang penuh kebijaksanaan.
Di tengah gemerlapnya duniawi, Siddhartha Gautama, sang calon Buddha, menemukan kedamaian dan pencerahan di bawah pohon Bodhi. Pengalamannya yang luar biasa ini menjadi titik balik dalam hidupnya, mengantarkannya pada pencerahan dan kelahiran Buddha.
Melalui artikel ini, Anda akan menyelami kehidupan Buddha, mulai dari masa kecilnya yang istimewa, hingga pencerahannya yang luar biasa, dan bagaimana ajarannya menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Ajaran Kehidupan
Lahirnya agama Buddha diperkirakan terjadi pada abad ke-6 SM, di Asia Tenggara. Lebih dari sekadar agama, Buddha dapat dianggap sebagai mazhab pemikiran, karena merupakan jalan yang menuntun kita melalui segala aspek kehidupan.
Menurut agama India kuno, setiap manusia terikat dalam siklus kematian dan kelahiran kembali yang tak berujung, disebut samsara dalam bahasa Sansekerta. Buddha menawarkan cara keluar dari belenggu tersebut, dan terbebas dari segala rasa sakit dan penderitaan yang menyertai kehidupan.
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa setiap tindakan (karma) menghasilkan buah, dan buah tersebut adalah kunci yang membuat reinkarnasi terus berlanjut. Tujuan utama dari filosofi ini adalah untuk menghilangkan buah karma tersebut, dan akhirnya mencapai Nirvana, yaitu kebangkitan spiritual dalam kebebasan dari kehidupan duniawi.
Buddha sendiri mengungkapkan Empat Kebenaran Mulia; inti ajaran ini adalah bahwa hidup adalah penderitaan dan rasa sakit berasal dari ketidaktahuan. Untuk terbebas dari ketidaktahuan, seseorang harus mengejar kebijaksanaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti ajaran Jalan Berunsur Delapan yang Mulia, jalan tengah untuk mengembangkan diri yang pada akhirnya akan menuju pembebasan.
Baca Juga: Memahami Thudong, Perjalanan Panjang Para Biksu Buddha Jelang Waisak
KOMENTAR