Nationalgeographic.co.id—Sejak George Coedes memperkenalkan kata “Sriwijaya” pada 1918 sebagai nama suatu kerajaan, perhatian ilmuwan masa kolonial yang tadinya terfokus kepada banyak peninggalan berupa candi dan prasasti di Jawa serentak berpaling. Hari ini lebih dari seribu karya ilmiah dalam bibliografi Sriwijaya.
Dalam sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya juga dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Nusantara. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha dan menghasilkan banyak peninggalan bersejarah seperti candi, prasasti, dan arca.
Untuk pertama kalinya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), menggelar pameran mengenai Kerajaan Sriwijaya di Jepang.
Kemendikbudristek bersama KBRI Tokyo akan menjadi tuan rumah Pameran ‘The Trail of Buddhist Civilization: Tracing the Ancient Empire of Srivijaya in Indonesia’ atau ‘Jejak Peradaban Buddha: Menelusuri Kerajaan Sriwijaya di Indonesia’.
Pameran digelar mulai 12-21 Desember 2023 di Gedung KBRI Tokyo. Pameran juga merupakan bagian dari peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Jepang-Indonesia.
Pameran ‘Jejak Peradaban Buddha: Menelusuri Kerajaan Kuno Sriwijaya di Indonesia’ berangkat dari keinginan untuk memperkenalkan keragaman kehidupan beragama di Indonesia serta jejak sejarahnya selama lebih dari 1.000 tahun.
Sebelum Islam menjadi agama dominan selama ratusan tahun terakhir, peradaban Buddha dan Hindu telah hadir dan meninggalkan berbagai monumen dan unsur budaya, baik berwujud maupun tidak berwujud.
Lebih jauh, pameran juga mengangkat era Kerajaan Sriwijaya yang berlangsung pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi untuk menunjukkan cita-cita Indonesia sebagai negara maritim di masa depan.
Dalam pameran ini, Kemendikbudristek menghadirkan narasi mengenai jejak peradaban Buddha yang terekam melalui karya-karya fotografi seperti Kompleks Candi Muarajambi.
Pameran juga akan dilengkapi ceramah yang membahas perkembangan peradaban Buddha dari berbagai sudut pandang, seperti jejak Kerajaan Sriwijaya, Kompleks Percandian Muarajambi dan lanskap budayanya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR