Nationalgeographic.co.id—Kaisar Romawi tertentu “memiliki prestasi” dalam hal makan. Banyak sekali anekdot-anekdot yang menggambarkan pemborosan yang spektakuler terkait itu.
Anekdot itu dianggap sebagai sebagai contoh kemerosotan yang menghina sekaligus dipandang dengan rasa iri hati. Dari Kaisar Agustus sampai Caligula, seperti apa pesta mewah para penguasa di Kekaisaran Romawi?
Sebagai seorang triumvir muda sebelum ia menjadi kaisar, Agustus mengadakan makan malam yang disebut “Dua Belas Dewa”. Padahal ia berupaya untuk mengesahkan undang-undang yang menegakkan moralitas yang lebih baik.
Para tamu hadir dengan pakaian mewah bak dewa dan dewi. Agustus mengenakan busana seperti Dewa Apollo.
Informasi mengenai hal ini datang dari Mark Antony. “Konon ia dipercaya menggunakan segala dalih untuk menjelek-jelekkan mantan kolega dan sahabatnya itu,” tulis Guy de la Bedoyere di laman Atlas Obscura.
Reputasi Antony sendiri jauh dari sempurna. Sewaktu masih muda, ia terkenal mempunyai utang yang sangat besar. Utang besar itu dipakainya untuk minum-minum, berselingkuh dengan wanita, dan belanja.
Agustus terus mengadakan makan malam secara teratur sebagai kaisar. Selama pesta, ia menawarkan tiga hidangan. Dan bila ia ingin berfoya-foya, maka ada enam hidangan disajikan dalam pestanya itu. Hiburannya meliputi musik, aktor, pemain sirkus, dan pendongeng.
Kaisar Agustus pun bersenang-senang dengan tamunya dengan melelang tiket lotre. Hasilnya adalah para tamu sangat gembira dengan keberuntungan mereka atau sangat kecewa. Partisipasi adalah wajib.
Sementara itu, Kaisar Vespasianus sering mengadakan pesta makan malam. Selama pesta berlangsung, Vespasianus adalah bagian penting dari hiburan tersebut.
Ia memiliki pengamatan yang tajam dan lelucon kasar. Terkadang urusan resmi kekaisaran dilakukan saat makan malam.
Pesta makan malam Kekaisaran Romawi kerap menjadi acara yang mahal. Tiberius yang keras kepala punya solusi, yang tampaknya mendorong orang untuk berhemat.
Dia sering menyajikan daging sisa dari hari sebelumnya. Bisa dibayangkan, lemari es belum ada di masa itu. Jadi, daging yang disajikan pasti terasa tidak enak sekaligus berbahaya.