Nationalgeographic.co.id—Pemerintahan Dinasti Ming berkuasa di Tiongkok sejak tahun 1368. Dinasti ini kemudian runtuh pada tahun 1644.
Pada awal tahun 1644, seluruh Tiongkok memang sedang berada dalam kekacauan. Dinasti Ming yang sangat lemah berusaha mati-matian untuk mempertahankan kekuasaan.
Sementara itu seorang pemimpin pemberontak bernama Li Zicheng mendeklarasikan dinasti barunya setelah merebut ibu kota Beijing. Dalam keadaan yang mengerikan ini, seorang jenderal Dinasti Ming memutuskan untuk mengeluarkan undangan kepada etnis Manchu di Tiongkok timur laut untuk datang membantu negara tersebut, dan merebut kembali ibu kota. Ini terbukti menjadi kesalahan fatal bagi Dinasti Ming.
Jenderal Ming Wu Sangui mungkin seharusnya tahu lebih baik kondisi hubungan Dinasti Ming dengan etnis Manchu. Mereka telah bertengkar satu sama lain selama 20 tahun sebelumnya.
Pada Pertempuran Ningyuan pada tahun 1626, pemimpin Manchu Nurhaci mengalami cedera fatal saat melawan pasukan Dinasti Ming. Pada tahun-tahun berikutnya, bangsa Manchu berulang kali menyerbu wilayah Tiongkok yang dikuasai Dinasti Ming.
Bangsa Manchu berhasil merebut kota-kota penting di utara, dan mengalahkan sekutu penting Dinasti Ming, yakni Joseon, Korea, pada tahun 1627 dan sekali lagi pada tahun 1636. Pada tahun 1642 dan 1643, pasukan panji Manchu melaju jauh ke Tiongkok, merebut wilayah dan menjarah kota.
Kekacauan Dinasti Ming
Sementara itu, di wilayah lain Tiongkok, siklus bencana banjir di Sungai Kuning, yang diikuti dengan kelaparan yang meluas, meyakinkan masyarakat awam Tiongkok bahwa penguasa mereka, kaisar Dinasti Ming, telah kehilangan Amanat Langit. Tiongkok membutuhkan dinasti baru.
Dimulai pada tahun 1630-an di provinsi utara Shaanxi, seorang pejabat kecil Dinasti Ming bernama Li Zicheng mengumpulkan pengikut dari kaum tani yang kecewa. Pada bulan Februari 1644, Li merebut ibu kota lama Xi'an dan menyatakan dirinya sebagai kaisar pertama Dinasti Shun. Pasukannya bergerak ke timur, merebut Taiyuan dan menuju Beijing.
Sementara itu, lebih jauh ke selatan, pemberontakan lain yang dipimpin oleh pembelot tentara Zhang Xianzhong melancarkan teror yang mencakup penangkapan dan pembunuhan beberapa pangeran kekaisaran Dinasti Ming dan ribuan warga sipil. Ia mengangkat dirinya sebagai kaisar pertama Dinasti Xi yang berbasis di Provinsi Sichuan di barat daya Tiongkok pada tahun 1644.
Baca Juga: Anak Kecil dari Biara Buddha Jadi Awal Kebangkitan Dinasti Ming Tiongkok