Alasan Matahari Termasuk dalam Golongan Bintang bukan Planet

By Ade S, Senin, 27 Mei 2024 | 08:03 WIB
Matahari, pusat tata surya kita, ternyata termasuk dalam golongan bintang, bukan planet. Mengapa demikian? Temukan jawabannya di artikel ini! (wirestock)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Matahari, pusat tata surya kita, diklasifikasikan sebagai bintang, bukan planet?

Pertanyaan ini mungkin muncul di benak Anda saat mempelajari astronomi atau sekadar mengamati langit malam yang penuh dengan bintang-bintang berkilauan.

Pada artikel ini, mari kita selami lebih dalam dan temukan alasan mengapa Matahari termasuk dalam golongan bintang.

Kita akan menjelajahi karakteristik Matahari yang membedakannya dari planet-planet di tata surya kita, dan mempelajari bagaimana Matahari menghasilkan cahayanya yang terang benderang.

Pengertian Bintang

Jadi, mengapa matahari termasuk ke dalam golongan bintang? Untuk menemukan jawabannya, kita harus memahami terlabih dahulu pengertian dari bintang.

Melansir Encyclopedia Britannica, Bintang merupakan objek langit besar yang terdiri dari gas dan bercahaya akibat radiasi dari sumber energi di dalamnya.

Sementara menurut National Geographic, bintang adalah benda langit raksasa yang sebagian besar terbuat dari hidrogen dan helium yang menghasilkan cahaya dan panas dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang berputar di dalam intinya.

Inilah yang menjadikan bintang dikenal sebagai bola gas yang bercahaya.

Sebagian besar sumber cahaya bintang terdiri dari hidrogen dan helium. Kedua elemen ini bersatu di bawah pengaruh gravitasi dan suhu tinggi, menghasilkan energi.

Karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi, cahaya bintang hanya terlihat kecil dan hanya dapat dilihat pada malam hari. Bintang-bintang ini membentuk pola yang dikenal sebagai rasi bintang.

Baca Juga: Picu Aurora di Berbagai Belahan Dunia, Seberapa Bahaya Badai Matahari?

Setiap bintang memiliki ukuran dan jumlah energi yang beragam. Warna cahaya bintang dapat memberitahu kita tentang energi yang dimilikinya.

Bintang dengan cahaya berwarna putih atau biru menunjukkan suhu yang lebih tinggi, sedangkan bintang dengan suhu lebih rendah atau dingin biasanya berwarna oranye atau merah.

Bentuk bintang

Banyak orang menggambarkan bintang dengan bentuk segi lima yang memiliki lima sudut tajam, dan bahkan hewan laut dengan bentuk serupa disebut bintang laut. Namun, apakah bentuk bintang sesungguhnya seperti itu?

Menurut definisi bintang, bintang adalah objek yang berbentuk bola. Biasanya, bintang memiliki bentuk bulat sempurna atau hampir sempurna karena pengaruh gravitasi yang merata ke semua arah. Namun, ada juga bintang yang berbentuk pipih atau bahkan mirip kacang.

Bintang pipih pada dasarnya berasal dari bintang berbentuk bola. Karena rotasinya yang sangat cepat, bintang tersebut kehilangan sebagian massa dan menjadi pipih.

Bintang pipih yang dikenal adalah Achernar, yang merupakan bintang paling pipih yang pernah diamati oleh astronom di Observatorium Selatan Eropa pada tahun 2002.

Selain itu, ada bintang yang bentuknya mirip kacang yang terjadi ketika dua bintang biner saling bersentuhan dan gas dari kedua bintang tersebut bercampur di antara kedua inti, sehingga membentuk bentuk yang menyerupai kacang.

Matahari Sebagai Bintang

Lalu, apa yang membuat matahari begitu istimewa? Matahari diklasifikasikan sebagai bintang karena kemampuannya untuk memancarkan cahaya sendiri.

Namun, darimana matahari mendapatkan kemampuan untuk menciptakan cahayanya? Jawabannya terletak pada reaksi fusi.

Baca Juga: Mengapa Keberadaan Komet Mudah Diamati dari Bumi? 'Ulah' Matahari?

Reaksi fusi adalah proses penggabungan dua inti atom yang menghasilkan satu atom baru dengan inti yang lebih berat, sekaligus melepaskan energi dalam jumlah besar.

Menurut NASA Space Place, matahari memperoleh energinya dari reaksi fusi nuklir yang terus-menerus melepaskan energi besar dan menciptakan reaksi berantai, sehingga proses fusi tidak pernah berhenti.

Matahari terdiri dari atom-atom hidrogen dengan kepadatan yang sangat tinggi, yang menyebabkan sering terjadinya tumbukan antar atom.

Perlu diingat bahwa satu atom hidrogen setara dengan satu proton.

Reaksi fusi berantai dimulai ketika proton-proton di dalam matahari bertabrakan, membentuk deuterium atau Hidrogen-2, serta sebuah neutron.

Proses fusi berlanjut ketika deuterium tersebut bertabrakan dengan proton lain, menghasilkan atom Helium-3 dan memancarkan sinar gamma.

Helium-3 lalu berfusi dengan Helium-3 lain, membentuk Helium-4 dan melepaskan dua proton baru. Proton-proton ini kemudian memulai kembali reaksi fusi dari awal.

Dikutip dari NASA Space Place, reaksi berantai ini menyebabkan energi yang dilepaskan oleh fusi menumpuk dan memberikan suhu yang sangat tinggi pada matahari, mencapai 27 juta Fahrenheit, yang kemudian dipancarkan bersama dengan cahaya.

Inilah alasan mengapa matahari terus-menerus bersinar, menghasilkan panas dan cahaya tanpa henti, karena reaksi fusi yang berantai dan tidak pernah berakhir.

Dengan memahami proses reaksi fusi yang terjadi di inti Matahari, kita dapat mengapresiasi keajaiban alam semesta ini.

Alasan matahari termasuk dalam golongan bintang adalah karena kemampuannya untuk terus-menerus memancarkan cahaya dan panas dari energi nuklir yang tak terbatas, menjadikannya sumber kehidupan yang tak ternilai bagi kita semua.