Mengejar Ketertinggal Industri IP Indonesia Lewat Game Sejarah Indonesia

By Ade S, Senin, 27 Mei 2024 | 17:26 WIB
Game Lokapala (Google Play)

Nationalgeographic.co.id—Baru-baru ini, fenomena K-pop kembali menarik perhatian di Indonesia dengan kedatangan NCT, sebuah grup musik populer dari Korea Selatan. Konser mereka di Stadion Gelora Bung Karno laris manis, menandakan kekuatan pengaruh budaya pop Korea yang telah merambah ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Di balik kesuksesan tersebut, tentu saja ada sisi keuntungan finansial yang berhasil diraup. Pada 2021, industri musik berhasil mencatatkan 775 juta dolar AS, atau sekitar 12,4 triliun Rupiah. Sebuah angka yang sangat besar.

Namun, angka yang terlihat sangat besar tersebut ternyata "belum ada apa-apanya" jika dibandingkan dengan ekspor dari industri game Korea mencapai angka fantastis 8,7 miliar dolar AS, atau sekitar 137,3 triliun Rupiah. Setara dengan 12 kali lipat.

Tantangan Industri IP di Indonesia

Keberhasilan Korea Selatan dapat menjadi contoh bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan selama tiga dekade. Pada tahun 2022, tercatat ada 174 juta gamer di Indonesia dengan transaksi mencapai 31 triliun Rupiah, menjadikan Indonesia sebagai arena persaingan yang sengit di Asia Tenggara. Berbagai game asing, terutama dari China dan Korea, telah membanjiri pasar tanah air tanpa adanya regulasi pemerintah yang jelas.

Beruntung, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk unggul dalam persaingan ini dengan mengembangkan industri game sendiri. Tantangan yang dihadapi meliputi kesenjangan keterampilan SDM, kurangnya akses pembiayaan, pasar yang belum sepenuhnya terbuka untuk game lokal, dan program pemerintah yang masih terbatas pada event-event sementara yang tidak menyelesaikan masalah fundamental di industri game nasional.

Presiden Jokowi telah mengambil langkah dengan mengeluarkan Perpres No.19/2024 yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri game di Indonesia. Namun, masih banyak lembaga pemerintah yang memberikan ruang bagi IP dan game asing, bahkan memberikan dukungan untuk pertumbuhan mereka di Indonesia.

Indonesia harus mengambil pelajaran dari Jepang dan Korea, di mana lembaga pemerintah dan BUMN diwajibkan menggunakan IP lokal, menciptakan leverage dan kesempatan untuk bersaing dengan IP asing yang didukung oleh pemerintah mereka.

Peluang Indonesia di Masa Depan

Melihat ke belakang, Jepang dan Cina telah berhasil mengangkat narasi kebangsaan melalui game bertema era Sengoku dan Three Kingdoms, memperkenalkan budaya samurai dan peperangan antarkerajaan. Karya-karya ini telah dikenal luas di seluruh dunia, membentuk diplomasi budaya yang kuat melalui komik, game, animasi, dan film, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi baru.

Indonesia memiliki warisan sejarah dan budaya yang kaya, yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi IP yang menarik. Kisah-kisah kepemimpinan kerajaan Nusantara telah tercatat dalam manuskrip dan prasasti kuno di seluruh Asia.

Misalnya, catatan Ptolemy dari abad ke-3 sebelum Masehi yang menyebutkan kapal-kapal dari Jawa, dan manuskrip Cina dari abad ke-5 yang mendeskripsikan kapal-kapal Nusantara yang besar. Prasasti-prasasti di India, Kamboja, Thailand, hingga Filipina juga mengkonfirmasi kepemimpinan Nusantara di masa lalu.