Benarkah Parade Planet pada 3 Juni Nanti Bakal Mengecewakan?

By Ade S, Sabtu, 1 Juni 2024 | 08:03 WIB
Temukan fakta di balik parade planet yang viral di media sosial dan apakah fenomena ini akan memenuhi ekspektasi pengamat langit. (CactiStaccingCrane)

Parade Sebenarnya pada 29 Juni?

Namun, meski digembar-gemborkan di media sosial, parade langit bukanlah peristiwa yang memungkinkan kita melihat planet-planet berjajar dengan mata telanjang.

“Orang-orang yang berencana bangun pagi dan melangkah keluar pada tanggal 3 Juni dengan harapan melihat cakram Jupiter yang membesar atau cincin Saturnus dalam satu pandangan akan, paling tidak, sangat kecewa,” tulis meteorolog terkenal Joe Rao dalam sebuah kolom pembongkaran baru-baru ini untuk Space, seperti dilansir dari ABC News.

“Matahari akan mengganggu parade,” kata Ronald Gamble, seorang astrofisikawan teoretis di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, seperti dilansir dari AP.

Preston Dyches dari seri video "Skywatching Tips" NASA juga menjelaskan bahwa hanya dua planet yang akan terlihat dengan mata telanjang pada 3 Juni, jika ada.

"Berbeda dengan banyak laporan dan postingan media sosial, tidak akan ada deretan planet yang terlihat dengan mata telanjang pada 3 Juni," katanya.

"Merkurius dan Jupiter akan terlalu rendah di langit saat matahari terbit. Bahkan dalam kondisi ideal (langit gelap, bebas dari polusi cahaya) Uranus sangat redup dan sulit untuk ditemukan. Cahaya langit di dekat fajar membuat situasi semakin buruk."

Sementara Neptunus, yang enam kali lebih redup dari Uranus, memerlukan teleskop untuk dilihat, menurut Dyches.

Namun, para pencinta fajar masih bisa melihat ke arah timur untuk menemukan bulan sabit yang menipis di kiri bawah, diikuti oleh Mars yang merah samar dan titik kuning pucat dari Saturnus.

"Parade sebenarnya," kata Dyches, akan terjadi sekitar empat minggu kemudian, pada 29 Juni, ketika Mars, Jupiter, Saturnus, dan bulan tiga perempat akan terlihat di cahaya fajar.

"Jika Anda keluar pada pagi itu, Anda sebenarnya bisa melihat keempat objek tersebut pada saat yang sama, dan itu tidak sama dengan peristiwa 3 Juni," tutur Paul Robertson, seorang profesor asosiasi fisika dan astronomi di UC Irvine.

Baca Juga: Mengapa Pluto Tidak Lagi Dianggap Sebagai Planet dalam Tata Surya?