Nationalgeographic.co.id—Pada abad ke-16, penduduk Kota Strasbourg tiba-tiba melakukan gerakan-gerakan yang mirip tarian kacau. Mereka terjebak dalam apa digambarkan sebagai episode mania. Dalam sejarah dunia, peristiwa ini dikenal sebagai dancing plaque atau wabah menari.
Peristiwa ini dimulai oleh seorang wanita dan segera menyebar ke lebih dari 50 orang lain di kota. Mereka menari hingga mereka pingsan karena kelelahan. Pola perilaku aneh ini berlanjut selama beberapa bulan, berakhir dengan tiba-tiba seperti awalnya.
Hal ini meninggalkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya menyebabkan “wabah” ini di Strasbourg. Seperti banyak misteri sejarah lainnya, misteri ini masih belum terpecahkan. Namun, ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab perilaku kelompok yang aneh tersebut.
Strasbourg pada abad ke-16
Strasbourg, sekarang terletak di Prancis dekat Sungai Rhine, awalnya merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci hingga tahun 1681. “Sepanjang sejarahnya, kota ini telah mengalami beberapa momen kelam,” tulis Erin Wright di laman The Collector. Termasuk pembantaian Strasbourg pada tahun 1349 dan pendudukan Nazi dari tahun 1940-1944.
Pada tahun 1500-an Strasbourg mengambil bagian dalam reformasi agama. Sejak itu, sebagian besar penduduknya menganut agama Kristen Protestan.
Di antara semua peristiwa, wabah menari menjadi salah satu peristiwa sejarah paling gelap dan paling aneh di Strasbourg.
Episode manik di Strasbourg dimulai
Pada bulan Juli 1518 seorang wanita bernama Frau Troffea (kemungkinan Trauffea) pergi ke pusat Kota Strasbourg. Tubuhnya mengentak-entak dan terus berlanjut sampai dia kelelahan. Ia mulai bekerja lagi setelah dia istirahat.
Tidak disebutkan siapa pun yang mencoba melakukan intervensi karena pola ini berlanjut selama seminggu penuh. Pada akhir minggu, yang lain ikut serta dalam “tarian mengerikan”. Sekitar tiga lusin orang mengejang dalam gerakan yang terputus-putus.
Selanjutnya, semakin banyak orang yang bergabung dan tampak terpengaruh oleh wabah menari. Pada bulan Agustus diyakini bahwa antara 50-400 orang terkena wabah itu.
Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim dan Wabah Menghancurkan Kekaisaran Romawi?