Sejarah Dunia: Penyebab Sebenarnya Wabah Menari, Benarkah karena Jamur?

By Sysilia Tanhati, Jumat, 14 Juni 2024 | 20:00 WIB
Pada abad ke-16, seluruh penduduk Kota Strasbourg tiba-tiba melakukan gerakan-gerakan yang mirip tarian kacau. Dalam sejarah dunia, peristiwa ini dikenal sebagai dancing plaque atau wabah menari. (Pieter Brueghel the Elder)

Nationalgeographic.co.id—Pada abad ke-16, penduduk Kota Strasbourg tiba-tiba melakukan gerakan-gerakan yang mirip tarian kacau. Mereka terjebak dalam apa digambarkan sebagai episode mania. Dalam sejarah dunia, peristiwa ini dikenal sebagai dancing plaque atau wabah menari.

Peristiwa ini dimulai oleh seorang wanita dan segera menyebar ke lebih dari 50 orang lain di kota. Mereka menari hingga mereka pingsan karena kelelahan. Pola perilaku aneh ini berlanjut selama beberapa bulan, berakhir dengan tiba-tiba seperti awalnya.

Hal ini meninggalkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya menyebabkan “wabah” ini di Strasbourg. Seperti banyak misteri sejarah lainnya, misteri ini masih belum terpecahkan. Namun, ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab perilaku kelompok yang aneh tersebut.

Strasbourg pada abad ke-16

Strasbourg, sekarang terletak di Prancis dekat Sungai Rhine, awalnya merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci hingga tahun 1681. “Sepanjang sejarahnya, kota ini telah mengalami beberapa momen kelam,” tulis Erin Wright di laman The Collector. Termasuk pembantaian Strasbourg pada tahun 1349 dan pendudukan Nazi dari tahun 1940-1944.

Pada tahun 1500-an Strasbourg mengambil bagian dalam reformasi agama. Sejak itu, sebagian besar penduduknya menganut agama Kristen Protestan.

Di antara semua peristiwa, wabah menari menjadi salah satu peristiwa sejarah paling gelap dan paling aneh di Strasbourg.

Episode manik di Strasbourg dimulai

Pada bulan Juli 1518 seorang wanita bernama Frau Troffea (kemungkinan Trauffea) pergi ke pusat Kota Strasbourg. Tubuhnya mengentak-entak dan terus berlanjut sampai dia kelelahan. Ia mulai bekerja lagi setelah dia istirahat.

Tidak disebutkan siapa pun yang mencoba melakukan intervensi karena pola ini berlanjut selama seminggu penuh. Pada akhir minggu, yang lain ikut serta dalam “tarian mengerikan”. Sekitar tiga lusin orang mengejang dalam gerakan yang terputus-putus.

Selanjutnya, semakin banyak orang yang bergabung dan tampak terpengaruh oleh wabah menari. Pada bulan Agustus diyakini bahwa antara 50-400 orang terkena wabah itu.

Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim dan Wabah Menghancurkan Kekaisaran Romawi?

Kelelahan karena terus-menerus “menari” akhirnya berdampak buruk pada para korban. Banyak yang pingsan dan sekarat karena kelelahan dan tidak sedikit yang menari sampai mati. Tidak ada angka pasti mengenai angka kematian akibat wabah menari. Namun satu sumber mengeklaim setidaknya lima belas orang meninggal setiap hari.

Apakah wabah menari ini merupakan kutukan?

Kejadian di Strasbourg bukanlah satu-satunya peristiwa histeria menari, juga bukan yang pertama terjadi. Tapi peristiwa ini adalah salah satu yang paling terkenal.

Contoh lain terjadi termasuk sebelumnya pada tahun 1374 di Jerman. Pada saat itu, masyarakat masih sangat religius. Wabah menari tersebut pun dianggap sebagai kutukan terhadap individu dan kelompok.

Banyak yang percaya bahwa ada hubungan antara tarian yang tidak terkendali dan penyebab agama atau supernatural.

Apakah wabah menari disebabkan oleh penyakit tertentu?

Salah satu teori yang didiagnosis oleh dokter pada saat itu di Strasbourg adalah ketidakseimbangan empat cairan tubuh. Cairan tubuh itu adalah darah, empedu kuning, empedu hitam, dan dahak.

Untuk menyeimbangkan kembali cairan tubuh maka diputuskan untuk mengizinkan penduduk desa mengeluarkannya dari sistem mereka. Caranya adalah dengan memberi mereka tempat untuk melakukan tarian.

Mereka membangun panggung dan bahkan menyewa sekelompok peniup suling dan penabuh drum untuk bermain musik. Penari profesional juga diajak bergabung. Mereka menahan korban ketika hampir pingsang. Meski upaya tersebut telah dilakukan, wabah terus berlanjut.

Akhirnya, pria dan wanita dibawa ke kuil St. Vitus dan didoakan. Ritual pengusiran setan dilakukan dalam upaya untuk menghilangkan kegilaan tersebut. St Vitus adalah santo pelindung gangguan saraf dan digunakan untuk melawan chorea, keadaan gerakan kejang yang berulang.

Chorea juga dikenal sebagai Tarian St. Vitus. Hal ini tampaknya mengakhiri kegilaan ini, sehingga banyak orang pada saat itu percaya bahwa akar permasalahannya adalah agama.

Baca Juga: Situasi Mencekam Krisis Kekaisaran Romawi: Perang Saudara Hingga Wabah

Penjelasan untuk histeria massal dan kepanikan

Salah satu teori yang masuk akal untuk menjelaskan fenomena aneh dalam sejarah dunia ini adalah histeria massal dan kepanikan. Keduanya menyebabkan pemicu awal dari satu wanita ke kelompok besar yang semuanya menunjukkan gejala yang sama.

Hal ini bisa disebabkan oleh trauma berupa stres psikologis. Sejarawan John Waller menulis bahwa keadaan seperti kelaparan dan wabah penyakit dapat menyebabkan dancing mania.

Seperti disebutkan sebelumnya, kota ini telah mengalami perubahan sosial yang radikal pada masa wabah ini. “Termasuk reformasi agama dan pembangunan kembali struktur pemerintahan,” tambah Wright.

Jadi, beban untuk bertahan hidup dan menghadapi perubahan gaya hidup yang drastis dapat meningkatkan stres. Pada akhirnya, stres inilah yang memicu episode psikologis.

Konsumsi ergot

Kemungkinan lain yang menyebabkan kejang adalah konsumsi ergot, jamur yang dapat menginfeksi gandum hitam dan biji-bijian. Gandum hitam dan biji-bijian merupakan makanan pokok penduduk di masa itu.

Ergot pada tanaman gandum yang dipercaya menjadi penyebab wabah menari. (Benutzer:burgkirsch/CC BY-SA 2.5)

Ergot menyebabkan halusinasi, mirip dengan LSD dan timbal, disertai kejang akibat kontraksi otot, sensasi kesemutan dan merangkak, serta vertigo. Ergot juga merupakan salah satu tersangka pelaku perilaku gadis-gadis yang menyebabkan pengadilan penyihir Salem.

Namun, ada keraguan terhadap teori ini, karena gandum hitam beracun tidak memungkinkan para penari untuk terus bergerak selama berhari-hari.

Apakah warga kota dengan sengaja menari tanpa henti?

Sebuah teori yang kemudian ditolak adalah bahwa wabah menari sebenarnya merupakan tarian yang disengaja. Ada yang berpendapat bahwa itu bukanlah gerakan acak dari orang-orang yang histeris.

Menari sering kali menjadi bagian dari agama. Teori ini menyatakan bahwa kejang adalah tarian pemujaan lokal sebagai tindakan keagamaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bantuan dari kekuatan yang lebih tinggi.

Hal ini tampaknya tidak mungkin terjadi karena tidak ada sekte agama yang terdokumentasi di wilayah tersebut. Selain itu, ada laporan yang mengungkapkan bahwa saat menari, para korban merasakan kesakitan yang luar biasa dan memohon bantuan. Fakta ini menunjukkan bahwa tarian tersebut bukanlah sesuatu yang mereka lakukan dengan sukarela.

Apapun penyebab utamanya, wabah menari Strasbourg tahun 1518 merupakan salah satu peristiwa paling aneh dalam sejarah dunia, terutama Prancis.