Mengintip Lemari Pakaian Era Regency: Lebih dari Sekadar Gaun Bridgerton

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 15 Juni 2024 | 16:00 WIB
Serial Netflix (Netflix)

Nationalgeographic.co.id—Bridgerton mungkin telah membangkitkan rasa ingin tahu terhadap era Regency. Namun, sebenarnya era ini sudah lama menjadi buah bibir, terutama dalam dunia fesyen.

Dari balutan gaun mewah hingga aksesori yang detail, era ini telah lama menjadi inspirasi bagi para penggemar mode di seluruh dunia. 

Kini, dengan popularitas yang semakin meningkat, tiba saatnya bagi kita untuk menyelami lebih dalam dan mengungkap rahasia di balik lemari pakaian era Regency yang ikonik.

Era Regency: Sebuah Tinjauan Singkat

Secara historis, periode Regency berlangsung dari tahun 1811 hingga 1820 di Inggris Raya. Periode di awal abad ke-19 ini mencerminkan masa pemerintahan George IV, yang diangkat untuk memimpin berdasarkan Regency Act tahun 1811 setelah ayahnya, George III, mengalami gangguan mental dan tidak dapat lagi menjalankan tugas resminya.

Terlepas dari keadaan yang menyedihkan dari penurunan kondisi George III, era Regency ditandai dengan bangkitnya kembali acara-acara sosial dan serta budaya yang baru. 

George IV sebagai Pangeran Wales. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Era ini didefinisikan oleh beberapa perubahan dalam seni dan budaya. Arsitektur dan desain furnitur berkembang pesat selama era ini. 

Romantisisme berkembang selama masa ini dan para musisi, seniman, novelis, dan penyair semuanya menciptakan seni yang indah dan menginspirasi dalam gerakan Romantis.

Tokoh-tokoh kunci Regency termasuk seniman-seniman inovatif seperti J.M.W. Turner dan John Constable, penyair-penyair hebat termasuk Lord Byron dan John Keats, dan, tentu saja, Jane Austen yang tak tertandingi. 

Baca Juga: Merah Muda Jadi Simbol Feminin dan Tren bagi Wanita, Sejak Kapan?

Kisah-kisah Austen tentang romansa era Regency memikat para pembaca saat itu dan sekarang, dan tidak diragukan lagi menawarkan inspirasi yang tak terukur untuk kisah-kisah Bridgerton yang memenuhi layar kita saat ini.

“Perkembangan-perkembangan di berbagai bidang menjadikan era Regency sebagai periode yang tak terlupakan. Salah satu aspek yang paling menarik perhatian adalah revolusi dalam dunia mode,” tulis Rebecca Villalpando, pada laman Rauantiques.

Mode periode Regency memadukan antara klasikisme dan romantisme dengan sempurna, merangkul kesederhanaan sekaligus keanggunan.

Mode Era Regency

Mode Regency dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gerakan politik, sosial, dan artistik. Era Regency menandai transisi dari kemewahan era Georgia ke keanggunan yang lebih sederhana dan bersahaja. 

Kebangkitan minat terhadap seni dan sastra klasik, khususnya peradaban Yunani dan Romawi kuno, sangat memengaruhi estetika mode Regency.

Revolusi Prancis dan Perang Napoleon berikutnya menyebabkan pergeseran tren mode, karena beberapa wanita mencari kenyamanan dan kepraktisan. 

Bersamaan dengan itu, istri Napoleon, Permaisuri Joséphine Bonaparte memberikan pengaruh besar pada masyarakat dan mode Prancis yang meluas ke kerajaan Inggris. Perlu anda ketahui, bahwa pasangan ini berperan penting dalam mengembalikan posisi Prancis sebagai penentu gaya dan kemewahan.

Mode Wanita Era Regency: Kemunculan Siluet Empire

Gaun wanita berpinggang khas Era Regency, Inggris, sekitar tahun 1820. (LACMA)

"Tren mode yang paling menonjol pada masa itu adalah gaun berpinggang tinggi dengan garis pinggang yang ditinggikan tepat di bawah payudara.," jelas Rebecca. 

Gaya ini, disebut empire silhouette, menonjolkan bentuk tubuh alami dan memungkinkan kebebasan bergerak. Kain halus seperti muslin dan sutra lebih disukai. Meskipun siluetnya klasik dan sederhana, desainnya sering dihiasi dengan sulaman, renda, dan kerutan yang rumit.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Kala Ratu Inggris dan Sultan Ottoman Jalin Hubungan Mesra

Para wanita Regency berusaha untuk mengisi garis leher persegi lebar dari gaun ini dengan bantuan berbagai pakaian dalam. Ini termasuk variasi baru dari korset yang memulai debutnya sekitar tahun 1810 yang secara lucu dijuluki "Korset Perceraian." 

Pakaian itu menampilkan panel kaku yang memisahkan payudara yang ideal untuk mengisi potongan rendah gaun empire. Sebagai favorit wanita Regency yang modis, gaun jenis ini menjadi pusat revolusi mode ini.

Mode Pria Era Regency: Dandisme Dan Keunggulan Jahitan

Pakaian pria Era Regency1810-1820, Inggris. (Museum Victoria & Albert)

Mode pria Regency menganut dandisme, yang menekankan keanggunan dan perhatian terhadap detail. "Jas yang dijahit dengan kerah tinggi, rompi yang ketat, dan celana panjang adalah elemen kunci dari pakaian pria," catat Rebecca. 

Cravat, dasi yang dilipat rumit, dan topi tinggi adalah aksesori khas. Beau Brummell, seorang tokoh terkemuka dalam mode Regency, mempopulerkan tren setelan yang dijahit dengan cermat, menetapkan standar untuk mode pria yang bertahan hingga hari ini.

Pengaruh Mode Regency Terhadap Tren Modern: Warisan Abadi

Mode era Regency terus menginspirasi para perancang busana dan penggemar mode kontemporer. Elemen-elemen seperti siluet empire, garis pinggang tinggi, dan kain halus telah menemukan jalan mereka ke dalam mode modern. 

Gaun pengantin sering kali mengambil inspirasi dari mode Regency, dengan para desainer menggabungkan garis pinggang empire dan kain-kain yang halus. Acara dan pesta mode yang terinspirasi dari Regency merayakan daya pikat abadi dari era yang elegan ini.

Era Regency meninggalkan jejak yang tak terlupakan di dunia mode, memikat kita dengan keanggunannya yang abadi dan detail-detailnya yang indah. 

Dari siluet empire, perhiasan yang rumit, dandisme dalam mode pria, dan pakaian pesta yang menakjubkan, periode Regency terus memengaruhi dan menginspirasi.