Landa Ibukota Rusia, Botulisme Bisa Binasakan Seluruh Manusia di Bumi?

By Ade S, Selasa, 18 Juni 2024 | 10:03 WIB
Remaja berusia 18 tahun yang mengalami kelumpuhan usai mengidap botulisme. Botulisme sendiri yang kini tengah melanda Ibu Kota Rusia, Moskwa, dikenal sangat berbahaya. Namun, benarkah penyakit neurologis ini bisa binasakan umat manusia? (Herbert L. Fred, MD and Hendrik A. van Dijk)

Nationalgeographic.co.id—Ibu Kota Rusia, Moskwa, baru-baru ini dilanda wabah botulisme, sebuah penyakit langka namun serius yang berkaitan dengan keracunan makanan.

Lebih dari 120 orang telah mencari bantuan medis akibat wabah ini, dengan setidaknya 30 orang memerlukan perawatan intensif.

Menurut Anastasia Rakova, Wakil Walikota Moskwa, pada Senin (17/6/2024), sumber keracunan tersebut diduga berasal dari salad yang disebarkan oleh sebuah layanan pesan antar makanan online terkenal.

“Sebanyak 121 orang telah meminta bantuan medis,” ujarnya seperti yang dilaporkan oleh Ria Novosti, kantor berita pemerintah Rusia.

Lalu, apa itu botulisme dan seberapa bahayakah penyakit ini? Temukan jawaban lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Penyakit Neurologis yang Mematikan

Botulisme merupakan penyakit neurologis yang sering kali mematikan, pertama kali diidentifikasi di Eropa pada 1735 dan diasosiasikan dengan sosis Jerman. Nama penyakit ini berasal dari kata Latin 'botulus', yang berarti sosis.

Neurotoksin yang menjadi penyebab botulisme sangatlah mematikan; hanya satu gram saja sudah cukup untuk mengancam nyawa manusia, dan satu liternya bisa membunuh seluruh populasi manusia di bumi.

Selama Perang Dunia II, seperti dilansir dari The New York Times, beberapa negara mengembangkan toksin botulisme sebagai senjata biologis. Dikabarkan, toksin ini pernah diuji di hutan Kanada, di mana dalam enam jam semua hewan terbunuh, namun tidak pernah digunakan dalam peperangan.

Botulinum, toksin yang bersangkutan, diproduksi oleh lima jenis bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini banyak terdapat di tanah dan mengonsumsi materi organik yang sudah mati. Meski bakterinya sendiri tidak berbahaya jika tertelan, botulinum hanya diproduksi ketika bakteri tumbuh dalam kondisi anaerobik dengan keasaman rendah.

Kondisi ini sering ditemukan dalam makanan kaleng, sehingga produsen makanan dan pengalengan rumahan harus berhati-hati untuk mengeliminasi bakteri dan spora dengan pemanasan.

Baca Juga: Sejarah Era Victoria: Ketika Tuberkulosis Menjadi Standar Kecantikan