* Ptosis atau kelopak mata yang menggantung.* Penglihatan ganda atau kabur.* Mulut kering atau xerostomia.* Bicara tidak jelas.* Disfagia atau kesulitan menelan.* Kesulitan bernapas.* Kelemahan atau paralisis pada lengan dan kaki.* Mual dan muntah.
Bagaimana Kita Bisa Tertular?
Anda dapat terpapar Clostridium botulinum melalui luka yang terinfeksi atau makanan yang terkontaminasi. Bakteri ini mengeluarkan toksin yang berbahaya jika masuk ke tubuh lewat mulut atau luka pada kulit.
Spora Clostridium botulinum banyak terdapat di tanah dan jarang menyebabkan penyakit. Namun, spora ini bisa ada pada sayuran, ikan, atau daging yang diawetkan, terutama pada makanan kaleng buatan rumah yang lebih rentan terkontaminasi dibandingkan produk toko. Bayi di bawah satu tahun juga berisiko terkena toksin dari madu.
Pencegahan Botulisme
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah botulisme, merujuk pada 3 jenis botulisme yang paling sering ditemukan:
* Botulisme makanan:
- Gunakan teknik pengalengan yang benar untuk memastikan kuman botulisme tereliminasi.
- Masak makanan kaleng buatan sendiri dengan pressure cooker pada 121 Celsius selama 20 hingga 100 menit, sesuai jenis makanan. - Pertimbangkan merebus makanan kaleng selama 10 menit sebelum disajikan. - Jangan konsumsi jika kemasan menggelembung atau bau tak sedap, meski tidak semua strain C. botulinum mengubah rasa atau bau. - Makan kentang panggang yang dibungkus foil saat masih panas dan simpan di kulkas setelahnya. - Simpan minyak infus bawang putih atau rempah di kulkas dan buang setelah empat hari. - Dinginkan makanan kaleng setelah dibuka.
* Botulisme luka:
Untuk mencegah botulisme luka dan penyakit darah serius lainnya, jangan pernah menyuntikkan atau menghirup narkoba jalanan. Jaga kebersihan luka untuk mencegah infeksi. Jika Anda berpikir luka terinfeksi, segera cari pengobatan medis.
* Botulisme bayi:
Untuk mengurangi risiko botulisme bayi, hindari memberikan madu — bahkan hanya sedikit rasa — kepada anak di bawah usia 1 tahun.