Tonggak Bersejarah dalam 111 Tahun Hari Kepurbakalaan Indonesia

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 21 Juni 2024 | 15:00 WIB
Seorang pria membersihkan Candi Borobudur dari lumut menggunakan sapu lidi kecil. Pemugaran Candi Borobudur dari 1973 hingga 1983, sampai akhirnya dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, merupakan tonggak penting dalam sejarah hari kepurbakalaan Indonesia. (Hafidz Novalsyah/National Geographic Traveler)

Nationalgeographic.co.id - Setiap 14 Juni diperingati sebagai Hari Purbakala Indonesia. Tahun ini, perayaan tersebut menginjak usia 111 tahun yang terhitung dari kelahiran lembaga kepurbakalaan Oudheidkundige Dienst (OD) in Netherlandsch-Indië.

Sebelum 1913, kebanyakan upaya kepurbakalaan hanya dilakukan oleh kalangan lembaga non-pemerintahan dan komunitas. Kegiatan arkeologi, pada awalnya, dianggap sebagai hobi untuk menyingkap peradaban masa lalu.

Ketika OD didirikan, penyingkapan dan upaya pelestarian kepurbakalaan dilakukan secara resmi oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan dilanjutkan Pemerintah Indonesia. Ada banyak tonggak penting dalam kepurbakalaan yang membuat Indonesia sangat kaya dari segi kebudayaan.

Tahun ini, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) memperingati ragam tonggak kepurbakalaan dengan mengusung tema "Merawat Warisan Budaya, Menjaga Identitas" dalam perayaan Hari Purbakala Indonesia. Tema tersebut diusung untuk menekankan pelestarian warisan budaya.

"Hari Purbakala pada 14 Juni merupakan hari istimewa di kalangan para budayawan dan arkeologi yang sekarang terhimpun dalam perhimpunan ahli arkeologi Indonesia," kata Marsis Sutipo, Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, dalam sambutan peringatan Hari Kepurbakalaan Indonesia yang diselenggarakan IAAI Komda Jabodetabek di Kemendikbudristek, Kamis, 20 Juni 2024.

"Oleh karena itu, hari kepurbakalaan yang ke-111 tahun ini diperingati dan dirayakan dengan mengadakan kegiatan dengan tema merawat warisan budaya, menjaga identitas. Tema yang sangat sederhana, tapi sangat dalam makanya untuk kita semua."

Sejak berdirinya OD hingga menjadi Direktorat Jenderal Kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pelbagai catatan tonggak arkeologi Indonesia berlangsung.

Salah satu yang paling penting dalam sejarah kepurbakalaan di Indonesia adalah pemugaran Candi Borobudur pada 1973 sampai 1983. Penggagas pemugaran ini adalah Dinas Purbakala R. Soekmono (1922–1997).

Setelah pemugaran rampung, Pemerintah RI dan UNESCO menjadikan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia dengan nomor referensi 592 pada 1991. Sampai sekarang, Candi Borobudur menjadi mahakarya kepurbakalaan Indonesia yang didatangi ragam wisatawan dari penjuru dunia.

Kompleks Candi Prambanan menyusul mendapat gelar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun yang sama. Bangunan yang terdiri dari ragam bangunan ini juga mengalami jejak pemugaran yang panjang sejak 1930-an sampai sekitar 1980-an. Kemegahannya pun menjadi jejak mahakarya purbakala Indonesia.

Hutan karst di Desa Ramang-Ramang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, menyimpan peninggalan purbakala yang harus dilestarikan. Situs Maros-Pangkep dinobatkan sebagai Geopark oleh Unesco pada 2023. (Harris Rinaldi/Fotokita.net)

Baca Juga: Limpahan Jejak Peradaban Purbakala dari Karst Bukit Bulan Jambi