Sejarah Dunia: Bagaimana Pablo Escobar "Meracuni" Sepak Bola Kolombia?

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 25 Juni 2024 | 12:00 WIB
Gembong narkoba Pablo Escobar dengan salah satu klub sepak bola mudanya. Pada masa kejayaannya, Escobar melakukan pencucian uang melalui Atletico Nacional, salah satu tim profesional utama di negara itu. (Via Sports History Weekly)

Baca Juga: Sejarah Dunia: Fakta Seputar Kehidupan Fantastis Raja Kokain Pablo Escobar

Keputusan Escobar untuk berinvestasi di Atlético Nacional menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam dunia sepak bola Kolombia.

"Seburuk apapun uang pria itu, tidak dapat disangkal bahwa pengaruhnya terhadap sepak bola merevolusi olahraga ini sambil secara bersamaan merevitalisasi populasi," tulis Aguiar.

Meskipun begitu, hubungan emosionalnya dengan Independiente de Medellín tetap kuat. Klub ini selalu menjadi bagian dari hidupnya, dan dukungannya mencerminkan kecintaan sejatinya terhadap sepak bola.

Ketika kuburannya digali kembali pada tahun 2006 untuk tes DNA, ditemukan bahwa ia dikubur dengan bendera Independiente, menunjukkan betapa pentingnya klub ini baginya.

Dampak pada Sepak Bola Kolombia

Pengaruh Pablo Escobar dalam sepak bola Kolombia sangat besar dan kompleks. Di satu sisi, ia membantu menciptakan liga yang menguntungkan dan dinamis, tetapi di sisi lain, metode-metode yang ia gunakan sering kali kontroversial dan brutal.

Investasi besar-besaran yang digelontorakan sang raja narkoba tidak hanya meningkatkan kualitas permainan tetapi juga menarik perhatian internasional.

Klub-klub Kolombia mulai mampu membayar gaji tinggi dan menarik pemain-pemain berbakat baik dari dalam maupun luar negeri.

Namun, ada sisi gelap dari keterlibatan Escobar. Ia sering menggunakan ancaman kekerasan untuk memotivasi para pemain.

Chris Moar Aguiar mencatat, "Sebelum pertandingan besar, Escobar akan mengunjungi tim Atlético Nacional dengan kata-kata 'motivasi' uniknya sendiri, seperti: 'Jika kalian tidak menang hari ini, saya akan mengunjungi keluarga kalian...'"

Meskipun sering kali diucapkan dengan nada bercanda, para pemain tahu bahwa ancaman tersebut memiliki kebenaran di dalamnya. Hal ini memotivasi mereka untuk berprestasi tinggi, yang berpuncak pada kemenangan Atlético Nacional di Copa Libertadores tahun 1989.

Sementara itu, wasit yang membuat keputusan yang dianggap merugikan bagi tim-tim yang didukung Escobar sering kali menghadapi ancaman serius.

Baca Juga: Ketika Sepak Bola di Sejarah Abad Pertengahan Picu Pertumpahan Darah

Salah satu contoh mencolok adalah penculikan wasit Armando Pérez selama 24 jam karena membuat keputusan yang "salah".

Puncak dari ancaman ini adalah pembunuhan wasit Alvaro Ortega pada tahun 1989 setelah membuat keputusan yang dianggap merugikan dalam pertandingan antara America de Cali dan Independiente.