Achmad Nawir: Dokter yang Berlaga di Piala Dunia Prancis 1938

By Galih Pranata, Selasa, 2 Juli 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi Achmad Nawir. Salah satu punggawa timnas Hindia Belanda yang juga menjadi dokter dan jadi pemain Asia Tenggara pertama yang tampil di Piala Dunia 1938. (Galih Pranata)

Nationalgeographic.co.id—Masih dalam gegap gempita euforia Tim Nasional Indonesia yang berburu tiket menuju Piala Dunia 2026, di mana untuk kesempatan kali ini, timnas melaju lebih jauh untuk dapat berlaga di kancah sepak bola terakbar sejagat.

Namun sejatinya, sepanjang sejarah, negeri ini pernah punya catatan gemilang di ajang sepak bola dunia paling bergengsi itu. Pada tahun 1938, timnas yang pada saat itu masih bernama Hindia Belanda, juga pernah berlaga di Piala Dunia.

Meski tidak berhasil melenggang lebih jauh ke babak berikutnya karena kalah telah dari timnas Hongaria, keikutsertaan Hindia Belanda pernah menjadi bagian yang tak terlupakan sepanjang sejarah.

Salah satunya karena dalam skuad campuran keturunan Belanda, Tiongkok itu, terdapat juga sejumlah pemain yang diambil dari tanah air sendiri. Sebut saja salah satunya adalah Achmad Nawir.

Tidak hanya wajah khasnya yang terlihat sebagai pribumi di antara barisan pemain jangkung Belanda dan pemain bermata sipit keturunan Tiongkok, tapi karena pengenaan kacamata selama bertanding.

Ya, jauh sebelum dunia sepak bola mengenal sosok Edgar Davids yang khas dengan kaca mata sepanjang era 90-an hingga era milenium, Nawir sudah memulainya di tahun 1938. Dan inilah sosoknya.

Sosok Achmad Nawir

Achmad Nawir lahir pada 30 Juni 1912, di tanah kelahirannya, Maninjau, Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat. Dibesarkan dari keluarga yang serba sederhana, kecintaannya akan sepak bola membawanya ke babak yang lebih jauh lagi.

Karir sepak bolanya dimulai sejak tahun 1926. Kala itu, ia bergabung dengan klub sepak bola SVV Batavia pada usia 15 tahun. Di sana, ia bertemu dengan berbagai pemain dan pelatih yang mengasah kemampuan sepak bolanya.

Meskipun karir sepak bolanya terus berjalan, Nawir tidak melupakan karirnya di dunia pendidikan. Ia memutuskan untuk mengambil sekolah kedokteran di Soerabaja (EYD: Surabaya), di kampus Nederlandsch-Indische Artsen School (NIAS).

Setelah berkuliah di NIAS pada tahun 1930, karir sepak bolanya juga beralih dari Batavia ke Soerabaja. Di sana, dia bergabung dengan klub sepak bola Houdt Braef Standt (HBS) Soerabaja.

Baca Juga: Ketika Sepak Bola di Sejarah Abad Pertengahan Picu Pertumpahan Darah