Di ibu kota Tiongkok, Beijing, patung qilin perunggu besar ditemukan di luar Istana Musim Panas. Patung itu memiliki kepala seperti naga dengan dua tanduk, dan kuku terbelah. Api yang memancar dari tubuhnya yang besar dan bersisik. Gambaran serupa digunakan pada lencana pangkat yang dikenakan dari tahun 1453 hingga 1662 M pada jubah perwira militer pangkat satu.
Lencana pangkat Qilin dikenakan pada Dinasti Ming untuk menunjukkan kedekatan dengan kaisar. Penggunaan qilin pada jubah militer para jenderal sudah ada sejak Dinasti Tang (618-907 M).
Diperkirakan bahwa variasi tampilan qilin pada desain lencana pangkat disebabkan karena desain tersebut dirancang secara individual atas biaya pemakainya. Variasi tersebut dapat dilihat pada lencana yang ditemukan pada penggalian makam Adipati Xu Fu (1517 M), Nanjing. Salah satunya adalah lencana peringkat yang sangat menarik dengan makhluk seperti qilin tradisional tetapi dengan leher yang sangat panjang.
Sarjana James C. Y. Watt menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan lukisan jerapah dari Dinasti Ming, penampakan qilin dipengaruhi oleh jerapah.
Jerapah sebagai Qilin di Era Dinasti Ming
Pada masa Dinasti Ming, Kaisar Yongle (memerintah 1403-1424 M) dihadiahi seekor jerapah. Jerapah tersebut dianggap sebagai qilin dan tanda keberuntungan yang menegaskan pemerintahan Kaisar Yongle yang adil.
Laksamana Zheng Ho melakukan tujuh pelayaran diplomatik antara tahun 1405 dan 1433 M. Ia membawa kembali banyak keajaiban, termasuk jerapah, yang belum pernah terlihat sebelumnya di Kekaisaran Tiongkok.
Banyak yang mengartikan kedatangan jerapah sebagai qilin yang membawa keberuntungan. Sikapnya lembut dan penampilannya unik.
Makhluk yang tidak biasa seperti itu memang membuat beberapa orang menganggap bahwa The Classic of Mountains and Seas selama ini benar. Dengan demikian, jerapah qilin menjadi citra budaya populer dan alat diplomasi internasional.
Dari mitologi kuno hingga ikonografi kekaisaran, qilin mewujudkan nilai-nilai kebajikan yang tak lekang oleh waktu. Juga menandakan pemerintahan yang berbudi luhur.
Penggambarannya dalam teks-teks kuno dan perannya dalam festival menekankan pentingnya simbol keberuntungan dan kebenaran. Posisi qilin sebagai salah satu dari Empat Binatang Keberuntungan dan hubungannya dengan Konfusius semakin menegaskan tempatnya dalam sejarah Tiongkok.
Saat ini, qilin berkembang pesat dalam tarian, seni, feng shui, dan hiburan. Hal ini mencerminkan makna budaya abadi di banyak wilayah Asia.