Di penjara Genoa itulah dia bertemu dengan penulis Rustichello dari Pisa. Kepadanya Marco Polo mendiktekan cerita-cerita yang akan menjadi bagian dari Perjalanan Marco Polo.
Buku tersebut menceritakan sekitar 23 tahun yang dihabiskan Marco Polo dalam perjalanan ke istana Kubilai Khan. Ia menceritakan tentang kisahnya melintasi Asia sebagai utusan khusus dan kembali ke Venesia.
Penjelajah sohor itu pun menggambarkan adat istiadat keluarga penguasa. Termasuk tradisi pemakaman mereka, rumah-rumah umum yang dia temui di seluruh kekaisaran. Tak lupa Marco Polo pun menjelaskan soal pola makan khas Mongol berupa daging kuda dan susu.
Catatan perjalanannya juga membahas adat istiadat dan agama dalam pernikahan, konvensi perang, hingga sistem peradilan. Mungkin yang paling terkenal adalah uraiannya tentang uang kertas yang digunakan oleh Kekaisaran Tiongkok. Uang kertas merupakan hal baru pada saat itu.
Bertentangan dengan kepercayaan umum, Marco Polo tidak bertanggung jawab memperkenalkan pasta ke Italia. Konon hidangan tersebut muncul di Eropa sebelum dia kembali dari Asia. Namun, dia memperkenalkan kembali rempah-rempah yang terlupakan, seperti jahe.
Ada juga banyak pernyataan yang dilebih-lebihkan dalam pernyataan Marco Polo. Dia mengeklaim bahwa pasukan berburu Kubilai Khan terdiri dari tim yang terdiri dari 20.000 pawang anjing dan 10.000 elang.
Marco Polo juga menggambarkan perayaan tahun baru dengan parade 5.000 gajah dan lebih dari 100.000 kuda putih. Semua itu dihadiahkan bagi kaisar.
Dia bahkan bercerita tentang pertemuannya dengan penyihir yang menggunakan ilmu sihir serta ahli astrologi yang mengendalikan cuaca.
Juga ada pesta yang mencakup gelas anggur yang melayang dan roh jahat yang menghantui Gurun Gobi. Konon semua klaim itu merupakan produk dari era takhayul.
Dampak catatan perjalanan Marco Polo
Ketika The Travels of Marco Polo diterbitkan sekitar tahun 1300, sebagian besar orang Eropa hanya tahu sedikit tentang peradaban lain. Demikian pula dengan Kekaisaran Mongol di Tiongkok modern yang menganggap dirinya sebagai chung-kuo atau pusat dunia.
Buku Marco Polo sangat populer dan dicetak dalam berbagai bahasa, termasuk Prancis, Italia, dan Latin. Namun sebagian besar pembaca pada saat itu menganggap kisah tersebut sebagai fiksi.
Bukunya kadang-kadang dikenal sebagai Il Milione, sebuah julukan yang asal-usulnya tidak jelas dan menurut beberapa orang berarti “sejuta kebohongan”.
Namun pada akhirnya, deskripsi Marco Polo mulai digunakan sebagai jembatan budaya antara Timur dan Barat. Dokumentasinya membantu menginspirasi Era Eksplorasi Eropa. Christopher Columbus membawa salinannya selama ekspedisinya lebih dari 1 abad kemudian.
Dan beberapa klaim yang tampaknya aneh dalam buku tersebut kini terungkap bukan sebagai kebohongan melainkan sebagai salah karakterisasi. Misalnya kisah Marco Polo yang menceritakan penampakan unikorn, yang kemungkinan besar adalah seekor badak. Hewan tersebut belum pernah ia kenal sebelumnya.
Hingga hari ini, kisah Marco Polo masih menjadi teka-teki sejarah. Tidak ada manuskrip asli bukunya, meskipun artefak asli pun merupakan informasi bekas, karena buku tersebut didiktekan oleh Marco Polo kepada Rustichello.