Dari Unta hingga Lebah, Bagaimana Hewan Terlibat dalam Konflik Manusia?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 17 Juli 2024 | 12:00 WIB
Ketika peradaban mengalami kemajuan, hewan juga terjun dalam siklus perang yang merusak. (Francois Gerard)

Selama ribuan tahun, tentara bergantung pada kuda sebagai tunggangan tempur dan juga sebagai hewan penarik. (Elisee Reclus)

Hanya saja, melatih kuda sebagai tunggangan perang bukanlah tugas yang mudah. Kuda pada dasarnya adalah hewan yang gelisah. Biaya pelatihan dan pemeliharaannya pun mahal.

Oleh karena itulah, selama Abad Pertengahan di Eropa, hanya kaum elite yang mampu mendapatkan kemewahan untuk berperang di atas kuda.

Namun, ketika senjata menjadi lebih efisien, efektivitas kavaleri pun memudar. Seiring dengan itu, peran kuda pun diturunkan menjadi hewan penarik.

“Sampai kemudian mekanisasi akhirnya membuat kehadiran mereka benar-benar ketinggalan zaman,” tambah Beyer.

Meskipun demikian, peran kuda dalam peperangan akan terus diingat umat manusia. Hubungan antara manusia dan kuda adalah salah satu hubungan terpanjang dan paling abadi yang pernah dimiliki manusia dengan hewan.

Gajah

Bisa dikatakan bahwa hewan perang paling spektakuler yang dimasukkan ke dalam dinas militer adalah gajah. Gajah telah mencapai status legendaris dalam cerita yang diceritakan oleh orang Romawi tentang bagaimana mereka dimanfaatkan di Afrika Utara.

Meskipun kejayaan gajah berasal dari zaman kuno di Barat, di benua Asia, gajah digunakan dalam pertempuran hingga abad ke-19.

Hannibal Barca melakukan perjalanan terkenal melintasi Pegunungan Alpen dengan 70.000 prajurit, 20.000 kuda, dan 37 gajah untuk menaklukkan Romawi. (José Luiz)

Mungkin kisah gajah perang yang paling terkenal dikaitkan dengan peristiwa Perang Punisia Kedua. Kala itu, gajah Hannibal melintasi Pegunungan Alpen. Namun sayangnya hanya satu gajah yang selamat dari penyeberangan tersebut.

Baca Juga: Dunia Hewan: Apa Penyebab Kematian Populasi Mamut Berbulu Terakhir?