Nationalgeographic.co.id—Olimpiade modern yang kita kenal saat ini memiliki akar sejarah yang panjang, berawal dari sebuah perlombaan lari sederhana di Olympia, Yunani pada tahun 776 SM.
Siapa sangka, event olahraga sederhana tersebut berkembang menjadi kompetisi bergengsi yang bertahan selama lebih dari satu milenium?
Mari kita telusuri beberapa fakta mengejutkan di balik kemegahan Olimpiade kuno yang jarang diketahui.
Bukan Satu-satunya Kompetisi Olahraga
Mungkin banyak yang mengira bahwa Olimpiade adalah satu-satunya ajang olahraga besar di Yunani kuno. Kenyataannya, Olympia bukanlah satu-satunya kota yang menyelenggarakan kompetisi atletik terorganisir.
Sekitar tahun 150 SM, terdapat kurang lebih 200 "pertandingan berhadiah" yang rutin digelar di berbagai wilayah Yunani. Kota-kota seperti Athena, Megara, dan Boeotia menjadi tempar paling populer untuk event-event tersebut.
Menurut Sonja Anderson, melansir dari laman Smithsonian Magazine, yang membedakan Olimpiade dengan kompetisi lainnya adalah statusnya sebagai bagian dari Pertandingan Suci atau Pertandingan Mahkota.
"Empat tempat—Nemea, Delphi, Tanah Genting Korintus, dan Olympia—secara bergiliran mengadakan kontes tahunan, yang berarti Olimpiade yang sebenarnya hanya diadakan setiap empat tahun sekali, seperti halnya Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin saat ini," jelas Anderson.
Menariknya, Olimpiade tidak menawarkan hadiah berupa uang atau barang berharga. Para pemenang hanya mendapatkan mahkota daun dan kemuliaan. Namun demikian, Olimpiade di Olympia tetap menjadi yang paling bergengsi. Gelar juara Olimpiade dianggap sebagai pencapaian tertinggi, melebihi kemenangan di kompetisi manapun.
Gencatan Senjata demi Olimpiade
Konsep "Olympic Truce" atau gencatan senjata selama Olimpiade ternyata bukan hal baru. Pada Olimpiade musim dingin 1994 di Lillehammer, Norwegia, Presiden Komite Olimpiade Internasional saat itu, Juan Antonio Samaranch, menyerukan perdamaian dengan mengatakan "Tolong hentikan pertempuran. Tolong hentikan pembunuhan. Tolong letakkan senjata kalian."
Baca Juga: Frigia, Topi Kontroversial di Era Romawi yang Jadi Maskot Olimpiade Paris