Sejarah Dunia: Nasib 5 Kota Kuno yang Pernah Menguasai Amerika Utara

By Sysilia Tanhati, Kamis, 18 Juli 2024 | 16:00 WIB
Dalam sejarah dunia, Teotihuacan, Cahokia, dan kota metropolitan pernah menguasai Amerika Utara. Bagaimana nasibnya kini? (Arian Zwegers/Wikimedia Commons)

Spiro Mounds: pusat kekayaan dan kekuasaan

Pada tahun 1933, sekelompok penambang emas menemukan sebuah ruang permakaman dekat Spiro, Oklahoma. Ruangan tersebut ditutup selama 500 tahun. Di dalamnya, mereka menemukan harta karun yang menakjubkan. Termasuk ukiran cangkang keong, manik-manik mutiara dan cangkang, pipa patung manusia besar, serta selimut dan jubah berwarna cerah.

Surat kabar menjuluki penemuan itu sebagai “Makam Raja Tut” Amerika.

12 gundukan tanah, kawasan desa elite, dan sebagian kota pendukung telah terungkap. Semuanya merupakan sisa-sisa dari kekuatan prasejarah yang pernah menyamai ukuran dan kecanggihan suku Aztec dan Inca. Suku Spiro menguasai budaya Mississippi di hampir dua pertiga wilayah Amerika Serikat saat ini. Termasuk Cahokia (sekarang St. Louis Timur), Moundville di Alabama, dan Etowah di Georgia.

Lokasi ini menjadi permukiman permanen sekitar tahun 800 M dan digunakan hingga sekitar tahun 1450 M. Pada puncaknya, sekitar 10.000 orang tinggal di sini.

Artefak menunjukkan jaringan perdagangan yang luas (termasuk tembaga dari Great Lakes dan cangkang keong dari Teluk Meksiko). Juga aktivitas keagamaan dan sistem politik yang maju.

Anjungan tanah yang besar dan gundukan kuburan merupakan hal yang menarik dari komunitas pertanian. Para pemimpin membangun rumahnya di atas rumah kepala suku sebelumnya. Maka, semakin tinggi gundukan tersebut, semakin tinggi prestise yang dimiliki pemimpin saat ini.

Suku Spiro menghilang secara misterius pada tahun 1500, mungkin karena kekeringan yang berkepanjangan dan pertikaian politik.

Cahokia: pusat perdagangan kosmopolitan

Sekitar tahun 1000 M, sebuah kota metropolitan yang kompleks berkembang pesat di dataran banjir yang kaya di dekat St. Louis. Dikenal sebagai Cahokia, kota ini adalah kota terbesar di utara Meksiko, dengan perkiraan populasi antara 10.000 dan 20.000 jiwa. Kota tersebut menyaingi kota-kota Eropa pada masa itu.

Setidaknya 100 bangunan tinggi mendominasi kota, beberapa di antaranya berisi rumah dan bangunan lain. Sementara yang lain digunakan sebagai gundukan kuburan. Bangunan terbesar adalah bangunan bertingkat yang menjulang setinggi 30 meter. Bangunan itu dikenal sebagai Monks Mound bagi para biksu Trappist yang tinggal di dekatnya pada tahun 1800-an.

Sedikit yang diketahui tentang penguasa atau sejarah peradaban kuno ini. Namun berdasarkan penelitian ilmiah, kota ini merupakan pusat perdagangan, kerajinan, dan arsitektur kosmopolitan. Orang-orang Mississippi bertukar barang dengan orang lain di utara hingga Wisconsin modern. Dan mungkin dengan budaya Mesoamerika di selatan.

Mulai sekitar tahun 1175, sesuatu atau seseorang mulai mengancam penduduk Cahokian. Hal ini tampak dari pagar kayu pelindung yang mereka dirikan di sekitar pusat kota. Iklim yang lebih dingin dan tekanan terhadap lingkungan setempat mungkin juga membuat kota ini kurang layak untuk ditinggali. Sekitar tahun 1350, suku Cahokia pun menghilang.