Nationalgeographic.co.id—Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat Eropa di Abad Pertengahan mempunyai beberapa masalah dalam hal kesehatan. Kota-kota merupakan tempat yang sangat tidak sehat karena tidak adanya sistem pembuangan limbah.
Selain itu, ada praktik membuang sampah dan kotoran manusia ke jalan. Kawasan ramai pun terkenal bau. Mungkin karena alasan inilah terdapat kesalahpahaman umum mengenai orang-orang di Abad Pertengahan.
Konon, mereka selalu kotor dan kurang memperhatikan kebersihan pribadi. Benarkah demikian? Stereotip ini terutama berlaku pada kaum tani. Dalam budaya populer, kaum petani sering digambarkan sebagai kelompok yang tidak bersih. Mereka juga dipercaya penuh dengan segala macam parasit, wabah penyakit, dan pembusukan.
Namun apakah masyarakat di era Abad Pertengahan benar-benar kotor? Sebagian besar orang pada masa itu tidak memiliki akses terhadap standar kebersihan yang mendekati standar abad ke-21. Tapi mereka tahu pentingnya menjaga kebersihan.
Kota-kota dan desa-desa biasanya dibangun di dekat sumber air bersih. Air bersih juga disuplai melalui sumur atau dialirkan melalui pipa timah. Oleh karena itu, orang-orang dapat mandi secara teratur.
Selain itu, ada banyak referensi sastra dan karya seni dari periode Abad Pertengahan yang menggambarkan orang-orang sedang mandi. Jadi, aktivitas tersebut merupakan bagian dari rutinitas sehari-hari bagi banyak orang di Abad Pertengahan.
Kebersihan dasar di Abad Pertengahan
Bertentangan dengan gambaran petani yang jarang mandi, bahkan anggota masyarakat yang kurang mampu pun mempraktikkan kebersihan dasar. Mereka biasanya memiliki kendi, baskom, atau bak berisi air untuk mencuci tangan dan wajah secara rutin.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan merupakan hal yang lumrah. Pasalnya, tangan masih menjadi alat utama untuk makan. (Penggunaan garpu belum menjadi hal yang lumrah di Eropa hingga abad ke-18).
Orang-orang juga menyikat gigi secara teratur. Di pedesaan, ranting hazel segar digunakan sebagai sikat gigi, dan jika tidak tersedia, masyarakat menggunakan kain linen.
Tidak ada pasta gigi. Namun garam laut dan bumbu halus seperti cengkeh digunakan saat menyikat gigi. Tujuannya untuk membantu menjaga mulut tetap segar dan gigi tetap bersih.
Baca Juga: Selidik Kejahatan dan Hukumannya dalam Sejarah Abad Pertengahan