Nationalgeographic.co.id—Kejahatan dan hukuman dalam sejarah Abad Pertengahan seringkali keras dan tidak kenal ampun. Berbeda dengan sistem peradilan pidana saat ini, kepolisian yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum dan ketertiban.
Karena hanya ada sedikit penjara pada masa ini, sebagian besar hukuman digunakan untuk mencegah orang melakukan kejahatan.
Meskipun hukuman mati sangat jarang digunakan di masa ini, hukuman mati mendapatkan popularitas besar di Abad Pertengahan. Demikian pula, tindakan melukai tubuh bukanlah hukuman yang digunakan dalam sistem kriminal di Abad Pertengahan.
Menentukan seseorang bersalah atau tidak
Uji coba oleh juri baru menjadi hal yang umum pada abad ke-13. Tanpa cara formal untuk menentukan bersalah atau tidaknya seseorang, terdakwa akan diadili dengan cobaan berat.
Ada tiga jenis cobaan—cobaan dengan api, cobaan dengan air, dan cobaan dengan pertempuran. Tujuan dari cobaan berat ini adalah untuk membuat terdakwa dihadapkan pada keadaan yang ekstrem. Mengutip dari laman History Defined, “Jika mampu bertahan, mereka dianggap tidak bersalah di mata Tuhan.”
Cobaan dengan api mengharuskan terdakwa membawa besi panas setinggi 275 cm dan kemudian tangannya dibalut. Setelah 3 hari, mereka diharuskan hadir di pengadilan dan menunjukkan tangan mereka.
Jika lukanya sudah mulai sembuh, mereka dianggap tidak bersalah. Jika kondisi mereka tidak membaik, mereka akan dinyatakan bersalah.
Ada dua jenis cobaan berbeda di air. Jika mereka terkena cobaan air dingin, tangan dan kaki mereka diikat dan dibuang ke dalam air. Jika mengambang di air, mereka dianggap tidak bersalah. Namun jika tenggelam, mereka bersalah.
Untuk cobaan air panas, terdakwa harus mengambil batu dari dasar ketel berisi air mendidih. Sama halnya dengan cobaan api, jika tangan mereka mulai sembuh setelah tiga hari, mereka dinyatakan tidak bersalah.
Terakhir, cobaan pertempuran digunakan untuk membantu dua pihak menyelesaikan perselisihan. Cara ini sebagian besar digunakan ketika tidak ada saksi atau pengakuan atas suatu kejahatan. Dua orang akan bertarung dan pemenangnya akan dinyatakan tidak bersalah.
Baca Juga: Pemberontakan Petani Paling Berdarah dalam Sejarah Abad Pertengahan
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR